Pada satu masa, seorang adik akan bertemu kakaknya.
Jarak telah membuat dua jiwa yang terlahir dari satu rahim Ibu berpisah,
membuat jarak kelabu yang kesat mata memisahkan mereka. Adik. Ia tak pernah tau
pengalaman pahit-manis seperti apa yang pernah dilalui kakaknya. Kakak. Ia tak
pernah bisa memberikan nasihat terbaik untuk adiknya. Hingga titik itu
mempertemukan mereka. Mungkin saat itu Tuhan sedang menggarisi takdir hidup
kakak beradik tersebut dan mempertemukan garis mereka pada titik potong yang
tidak pernah terbayangkan.
“Kenapa kamu harus terlahir setelah kakak pergi?”
Adik hanya terdiam mematung tanpa berkata. Matanya
mulai berkaca. Jemarinya begitu gemetar, ingin segera memeluk saudara kandungnya
yang berdiri beberapa jengkal dihadapannya.
Sang kakak melangkah semakin mendekat. Tetapi
gerakan refleks sang adik yang bergerak mundur membuat kakak menghentikan
langkahnya.
“Kamu takut?”
Adik tidak berkutik.
“Kamu tidak pernah tau bahwa kamu memiliki seorang
kakak?”
Adik hanya menggeleng.
“Sama. Kakak juga.” Kemudian keduanya saling diam
membisu.
Kita
dipertemukan tanpa rencana. Lalu dipisahkan, dan segalanya tak pernah kembali
sederhana –Mrs. Mraz
No comments:
Post a Comment