Saturday, October 31, 2015

Namanya Lina, Gadis Luar Biasa

Malam minggu, iseng buka-buka youtube, akhirnya sayapun melihat video kisah inspiratif.
Adalah disebuah panggung impian Tiongkok, seorang gadis berumur 19 tahun yang memiliki wajah cantik dan selalu tersenyum, terlihat bahwa hidupnya terlalu bahagia. Tetapi siapa yang tahu? Ternyata wanita yang dahulu memiliki rambut panjang tersebut sedang menderita kanker akut yang sudah menjalar hingga ke paru-paru. Tetapi karena semangat yang begitu luar biasa, wanita tersebut akhirnya bisa merealisasikan mimpi dengan usahanya sendiri.

Namanya Lina. Saat ditanya oleh presenter acara tersebut, apakah ia takut dengan penyakitnya? Dengan tetap tersenyum dan tanpa ragu, Lina menjawab “Tidak” dengan begitu mantap. Karena dengan senyum yang sama sekali tidak terlihat dipaksakan, orang-orang (termasuk saya sendiri) akan mengira bahwa ia adalah gadis paling beruntung. Tetapi ternyata, beban hidup yang dipikulnya tidak pernah putus, karena sebelum menderita kanker, Ibunya telah lebih dahulu meninggal dan ia harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Lina menyukai olahraga, meskipun dengan kondisi fisiknya yang harus mengalami amputasi kaki kanan akibat serangan kanker tiba-tiba. Tetapi ia tidak pernah mengalah pada penyakit yang dideritanya, buktinya ia berhasil mendapatkan sebuah medali kejuaraan penderita cacat dalam bidang tenis meja. “Penyakit banyak mengambil keindahan dari hidupnya, tapi tidak bisa mengambil keindahan dunia di hatinya”, begitulah motivasi tinggi yang digunakannya. Hingga presenter tersebut kembali bertanya pada Lina. “Yang saya tidak mengerti adalah begitu banyak malapetaka dihidupmu, kamu masih bisa tertawa. Bisakah kamu ceritakannya?”

Dengan tetap tersenyum bahagia Lina menjawab “ketawa bisa hidup sehari, tidak ketawa juga bisa hidup sehari. Kenapa saya harus menangis sehari?”

YaAllah, hati saya bergetar membaca teks kalimat tersebut (karena ia berbicara dalam bahasa China mungkin). Subhanallah, betapa besar hati yang telah Tuhan ciptakan kepada Lina. Ia menjawab pertanyaan tersebut tanpa berpikir panjang dan langsung menancap di hati semua orang yang mendengarnya. Lina berkata bahwa “saya lebih baik ketawa mengahadapi.”

Dan kalian tahu apa impiannya yang ingin diwujudkan hingga ia datang kepanggung impian tersebut? Ia telah berjanji pada Ibunya (sebelum kepergian sang ibu tercinta) bahwa ia akan menjaga ayahnya.  Karena ayah adalah satu satunya keluarga yang masih ia miliki. Ia ingin ayahnya hidup dengan baik, dan ia mempersembahkan sebuah lagu yang berjudul ‘selamanya ada dirimu’ untuk ayah tercinta. Saya hanya bisa menangis saat melihat ketegaran hatinya yang mencoba bernyanyi untuk sang ayah. Ia juga berkata bahwa ia tidak begitu mengkhawatirkan penyakitnya. Yang begitu ia khawatirkan adalah ayahnya –kehidupannya ayahnya. Sungguh anak yang berhati mulia. Kalau saya berada di posisinya, entahlah, apa saya masih mampu tersenyum sebahagia itu dan masih mengkhawatirkan orang lain.

Selanjutnya, saya tidak mnegetahuinya lagi. Berdasarkan judul youtube tersebut, “pentas terakhir gadis penderita kanker”, mungkin ia sudah meninggal, atau sembuh karena dioperasi. Saya tidak tahu. Yang saya tahu dengan pasti, kisah tersebut begitu menginspirasi saya. Kenapa? Karena baginya senyuman yang tulus lebih baik dari pada menangis meratapi sakit yang di deritanya. Bagaimana dengan saya, yang masih saja terus mengeluh ini itu disaat badan saya sehat. Semoga kisah tersebut dapat menginspirasi kita semua. Aamiin.

No comments:

Post a Comment