Terkadang
saya lemah, bahkan terlalu lemah. Tetapi ibu, kau selalu kuat, selalu tegar,
selalu mampu berdiri, selalu mampu tersenyum meskipun penderitaan tumbuh
perlahan disetiap kebahagiaan yang kau harapkan. Kini, pada hari ini kau
kembali berdiri, tegak dihadapan saya. Mengecup kening saya yang dingin,
mendoakan keberangkatan saya untuk menuntut ilmu. Hari ini, entah dari sisi
mana yang saya lihat. Ketegaranmu perlahan mulai surut, benarkah?
Ada sorot
sinar duka disudut matamu ibu, yang entah sejak kapan itu ada. Atau saya yang
terlalu berlebihan? Atau juga, saya yang sedikit kurang peka karena baru
menyadarinya? Apapun itu ibu. Sorot duka seperti apapun itu, saya yakin kau
tetaplah ibu yang tegar seperti yang dulu saya kenal,seperti yang sekarang saya
kenal, dan seperti yang selamanya akan saya kenal. Saya peduli setiap duka yang
tertoreh pada mu ibu, tetapi, apakah saya mampu tegar seperti mu? Jika kau ingin
berbagi duka bersama saya, berbagilah ibu. Saya anakmu, darah dagingmu, yang
sudah seharusnya saling berbagi denganmu. Angkatlah sebagian dukamu ibu,
titipkan pada saya. Curahkan saja dukamu, saya pantas mendapatkannya agar kita
dapat berbagi kesulitan yang tak mampu kau hadapi sendiri ibu.
Terimakasih
ibu, untuk segala kasih sayang yang pernah kau berikan pada saya. Dari semenjak
saya masih berada dalam perutmu, kau asuh saya dengan segenap kasih sayang yang
kau miliki, meskipun segala kesakitan yang tertoreh padamu, tak mengurangi
sedikitpun kasih sayang itu. Terimakasih Ibu untuk segala hal hal kecil yang
kerap kali saya lupakan atau terlupakan. Padahal butuh pengorbanan yang tidak
sedikit untuk hal hal kecil tersebut bukan?
Terimakasih
ibu, atas segala didikanmu yang membuat saya menjadi saya yang seperti
sekarang. Atas segala boleh dan ketidakbolehan mu pada apa yang saya lakukan. Atas
segala larangan laranganmu yang mungkin akan membuat saya celaka. Terimakasih ibu.
Tanpa saya minta, kau selalu menjaga saya dengan caramu sendiri, meski tanpa
saya sadari. Terimakasih ibu. Meskipun begitu banyak film film yang
menceritakan tentang seorang pahlawan, seperti badman, superman, wondermowen,
apapun itu. Bagi saya, pahlawan sesungguhnya adalah engkau ibu. Seorang wanita
yang telah membesarkan saya dengan susah payah, memberikan wawasan yang tak ada
gantinya. Superman ataupun superwomen tidak ada apa apanya dibandingkan kasih
sayang yang telah engkau berikan ibu.
Saya tahu,
Tuhan menitipkan engkau di dunia ini untuk membuat anak anakmu kelak menjadi
seseorang yang juga sama sepertimu. Yang akan memiliki ketegaran dan kekuatan
serta kasih sayang yang sama sepertimu. Yang rela berkorban apapun demi
anaknya, termasuk nyawa.
Ibu,
seperti apapun suatu saat nanti. Engkau tidak akan pernah tergantikan bagi anak
anakmu ibu.
Selamat
hari ibu.
Banyak orang
yang merayakannya hari ini, merayakan hari kebangganmu ibu. Bagi saya, hari ibu
bisa saya rayakan kapan saja, tidak ada alasan bagi saya untuk harus
mengucapkan terimakasih hanya pada tanggal 22 desember saja. Saya bisa
mengucapkannya setiap hari, setiap saat. Karena engkau selalu menyayangi saya,
kapan pun. Tidak terbatas hanya pada 22 desember.
Tetapi,
untuk hari ini dengan penuh rasa suka cita, “Selamat hari ibu” wahai ibu. Terimakasih
untuk segala hal yang pernah engkau berikan pada saya. Meskipun saya tidak bisa
membalasnya, saya akan berusaha untuk menjadi sosok ibu seperti dirimu kelak
suatu saat nanti.
No comments:
Post a Comment