Saya
kembali membuka mata untuk pagi ini. Alhamdulillah. Masih dapat melihat
seberkas cahaya yang masuk kedalam retina mata, merasakan segarnya udara yang
masih dapat saya hirup, everything. Saya mensyukurinya, begitupun kamu.
Perubahan.
Saya
sedikit ragu dengan perubahan. Kenapa?
Saya
pikir, perubahan itu hal yang bagus. Jika perubahan itu memang benar bagusnya. Tidak
ada yang salah dengan perubahan. Hal kecil yang kerap kali saya lupakan, atau
saya abaikan adalah bahwa ‘waktu berubah’
ya tentu saja. Waktu selalu berubah bukan. Tidak ada waktu yang akan selamanya
terus tetap seperti sekarang, detik ini, menit ini. Waktu berjalan, ia berubah.
Mengikuti poros bumi setiap harinya, mengikuti revolusi pada matahari, ia terus
berubah sering waktu, dan kita pun berubah. Kita menua. Saya, kamu, kita
semuanya akan menua suatu saat nanti.
I can accept it
Lalu,
bagaimana dengan perubahan lainnya?
Kalau
waktu saja berubah, kenapa kita harus tetap bertahan? Begitu?
Saya
kerap kali mempertanyakan hal ini. Terkadang timbul imajinasi imajinasi yang
malah membuat pikiran saya semakin menjadi rumit. Ternyata perubahan suatu yang
rumit, tidak semudah menghembuskan nafas.
Saya
mengenal kamu, seperti kamu mengenal saya. Hingga suatu hari saya terbangun,
dan saya berpikir. Hari ini waktu berubah. Saya bertanya. Apakah kamu berubah? Apakah
saya berubah? Apakah semuanya berubah?
Ibaratnya.
Saya menyukai eskrim cokelat, sangat menyukainya. Kemudian suatu hari saya
mendapati toko tempat langganan saya membeli eskrim cokelat sudah berubah, letaknya
berubah, kotak kulkasnya berubah, tempat karsir pembayarannya berubah, semuanya
berubah. Saya jadi ragu untuk membeli eskrim tersebut. kenapa? Karena
perubahankah? Bisa jadi. Tetapi, saya rasa itu bukan masalah yang besar. Semua bisa
berubah. Mungkin tempatnya berubah karena tempat yang sekarang lebih strategis
dari dulu. Mungkin kotak kulkasnya berubah karena kotak yang dulu sudah rusak. Mungkin
tempat kasir sekarang sudah berubah karena yang dulu sudah tidak ada lagi. Semuanya
antara mungkin dan mungkin. Itu sebuah kemungkinan, jadi tidak akan merubah
pandangan betapa cintanya saya sama eskrim. Itu bukan sesuatu yang patut saya
jadikan sebagai suatu perubahan.
Hingga,
saya mencicipi eskrim tersebut. Eskrimnya berubah. Ada rasa yang berbeda pada eskrim tersebut.
suatu rasa yang sulit saya jelaskan. Yang saya tahu, rasanya berubah. Saya mulai
menimang nimang kembali. Apakah ini karena letak tempat, kotak kulkas, dan
tempat karsirnya berubah?
Apakah
mungkin hal tersebut bisa mempengaruhi rasa sebuah eskrim yang sudah sangat
saya kenal jauh jauh hari sebelum saya merasakan suatu rasa yang berbeda pada
eskrim kali ini? Kenapa? Kenapa harus berubah? Bukankah dengan berbedanya letak
tempat, kotak kulkas dan tempat karsir tersebut seharusnya tidak mempengaruhi
apapun pada rasa eksrim tersebut? Lantas, kenapa harus berubah? Apa yang salah?
Pagi
ini saya terbangun, dan menyadari. Perubahan itu ada. Waktu berubah. Dan perubahan
itu akan tetap ada. Hanya saja, adakah perubahan yang tidak akan merubah
apapun? Bisakah, meskipun rasa eskrim tersebut berubah, tetapi itu tidak akan
mengubah tentang ‘betapa cintanya saya pada eskrim’.
Bolehkah
saya meminta. Jika masih ada hari esok untuk saya, dan saya menemukan perubahan
kembali, bolehkan perubahan itu tidak mengubah apapun, pada diri saya. Tidak mengubah
apapun yang pernah saya rasakan selama ini.
Saya
mengerti. Waktu berubah. Dan saya tentu saja tidak akan mampu menahan waktu
agar tidak berubah. Tetapi, bisakah untuk
hari esok saja, jika kau ingin berubah, tolong jangan mengubah apapun yang
pernah saya rasakan dalam hidup saya.
No comments:
Post a Comment