Sunday, December 15, 2013

A Change

Saya kembali membuka mata untuk pagi ini. Alhamdulillah. Masih dapat melihat seberkas cahaya yang masuk kedalam retina mata, merasakan segarnya udara yang masih dapat saya hirup, everything. Saya mensyukurinya, begitupun kamu.

Perubahan.

Saya sedikit ragu dengan perubahan. Kenapa?
Saya pikir, perubahan itu hal yang bagus. Jika perubahan itu memang benar bagusnya. Tidak ada yang salah dengan perubahan. Hal kecil yang kerap kali saya lupakan, atau saya abaikan adalah bahwa ‘waktu berubah’ ya tentu saja. Waktu selalu berubah bukan. Tidak ada waktu yang akan selamanya terus tetap seperti sekarang, detik ini, menit ini. Waktu berjalan, ia berubah. Mengikuti poros bumi setiap harinya, mengikuti revolusi pada matahari, ia terus berubah sering waktu, dan kita pun berubah. Kita menua. Saya, kamu, kita semuanya akan menua suatu saat nanti.

I can accept it

Lalu, bagaimana dengan perubahan lainnya?

Kalau waktu saja berubah, kenapa kita harus tetap bertahan? Begitu?

Saya kerap kali mempertanyakan hal ini. Terkadang timbul imajinasi imajinasi yang malah membuat pikiran saya semakin menjadi rumit. Ternyata perubahan suatu yang rumit, tidak semudah menghembuskan nafas.

Saya mengenal kamu, seperti kamu mengenal saya. Hingga suatu hari saya terbangun, dan saya berpikir. Hari ini waktu berubah. Saya bertanya. Apakah kamu berubah? Apakah saya berubah? Apakah semuanya berubah?

Ibaratnya. Saya menyukai eskrim cokelat, sangat menyukainya. Kemudian suatu hari saya mendapati toko tempat langganan saya membeli eskrim cokelat sudah berubah, letaknya berubah, kotak kulkasnya berubah, tempat karsir pembayarannya berubah, semuanya berubah. Saya jadi ragu untuk membeli eskrim tersebut. kenapa? Karena perubahankah? Bisa jadi. Tetapi, saya rasa itu bukan masalah yang besar. Semua bisa berubah. Mungkin tempatnya berubah karena tempat yang sekarang lebih strategis dari dulu. Mungkin kotak kulkasnya berubah karena kotak yang dulu sudah rusak. Mungkin tempat kasir sekarang sudah berubah karena yang dulu sudah tidak ada lagi. Semuanya antara mungkin dan mungkin. Itu sebuah kemungkinan, jadi tidak akan merubah pandangan betapa cintanya saya sama eskrim. Itu bukan sesuatu yang patut saya jadikan sebagai suatu perubahan.

Hingga, saya mencicipi eskrim tersebut. Eskrimnya berubah.  Ada rasa yang berbeda pada eskrim tersebut. suatu rasa yang sulit saya jelaskan. Yang saya tahu, rasanya berubah. Saya mulai menimang nimang kembali. Apakah ini karena letak tempat, kotak kulkas, dan tempat karsirnya berubah?

Apakah mungkin hal tersebut bisa mempengaruhi rasa sebuah eskrim yang sudah sangat saya kenal jauh jauh hari sebelum saya merasakan suatu rasa yang berbeda pada eskrim kali ini? Kenapa? Kenapa harus berubah? Bukankah dengan berbedanya letak tempat, kotak kulkas dan tempat karsir tersebut seharusnya tidak mempengaruhi apapun pada rasa eksrim tersebut? Lantas, kenapa harus berubah? Apa yang salah?

Pagi ini saya terbangun, dan menyadari. Perubahan itu ada. Waktu berubah. Dan perubahan itu akan tetap ada. Hanya saja, adakah perubahan yang tidak akan merubah apapun? Bisakah, meskipun rasa eskrim tersebut berubah, tetapi itu tidak akan mengubah tentang ‘betapa cintanya saya pada eskrim’.
Bolehkah saya meminta. Jika masih ada hari esok untuk saya, dan saya menemukan perubahan kembali, bolehkan perubahan itu tidak mengubah apapun, pada diri saya. Tidak mengubah apapun yang pernah saya rasakan selama ini.

Saya mengerti. Waktu berubah. Dan saya tentu saja tidak akan mampu menahan waktu agar tidak berubah. Tetapi, bisakah untuk hari esok saja, jika kau ingin berubah, tolong jangan mengubah apapun yang pernah saya rasakan dalam hidup saya.

No comments:

Post a Comment