Tuesday, June 25, 2013

Cerita Tentang Perjalananku



Aku sedang terbang.
Menuju tempat dimana aku akan mengejar cita cita ku.
Jika kau mau, kau dapat ikut bersama ku. Ya sebenarnya ini bukan permintaan ku, tetapi sedikit lebih menuju pemaksaan. Kenapa?
Karena aku ingin memastikan bahwa kau benar akan ikut bersamaku, menemaniku. Setidaknya itulah yang memang aku inginkan.
Tetapi, aku terlalu kasar. Aku tidak ingin memaksamu. Tidak akan pernah.
Terserah kamu saja ingin ikut bergabung bersama ku atau tidak. Aku tidak akan memaksamu. Sama sekali tidak akan.
Tetapi jika kau mengerti, kau pasti tau apa yang seharusnya kau lakukan bukan?

# cerita saat ini
Kau tidak bisa ikut denganku, kenapa?
Setelah  kau menceritakan panjang lebar akhirnya aku menarik kesimpulan bahwa kau memiliki banyak tugas lain. Dan itu lebih penting dari ini, dari hanya sekedar menemaniku untuk menggapai cita cita.

It’s ok. Bukan suatu masalah bagi aku. Aku bisa pergi sendiri meskipun tanpa mu. Aku wanita yang cukup kuat kok, bisa menjaga diri ku sendiri.

Bila ada binatang buas aku akan lari sekencang kencangnya, pun melawannya,  setidaknya aku bisa berteriak meminta tolong dan berharap memang ada orang yang akan menolongku.

Well ini hanya lah permainan pikiranku. Tidak, aku tidak akan di kejar kejar oleh binatang buas. Itu hanya candaan ku saja untuk menutupi diri saat ini. Jujur saja, aku sedih. Sedih kenapa? Apa yang patut ku sedihkan?

Aku sendiri bingung, apa alasan aku untuk bersedih. Karena kamu tidak dapat ikut bersamaku, atau entahlah. Pikiran ku sedang berkecamuk. Aku hanya tidak ingin bermain dengan hujan ku saat ini. Ya hujan ku, hujan yang ku ciptakan dari kedua bola mata ku. 

Aku pun mulai melakukan perjalanan. Panjang. Aku merasa begitu panjang perjalanan ini. Entah mengapa. Sepertinya waktu enggan bekerja sama dengan ku untuk mempercepat keadaan yang begitu panjang ini yang sepertinya akan kesepian.

Aku memang tidak menemukan binatang buas yang mengejar ngejarku selama dalam perjalanan. Tetapi aku menemukan begitu banyak jalan yang berlubang dan kemudian terjatuh.
Aku terjatuh.

Setiap aku terjatuh aku selalu berharap ada kamu saat ini disamping ku. Melindungi ku, memegang erat tangan ku agar tak terjatuh, setidaknya meskipun aku terlanjur jatuh kamu akan menjagaku untuk tidak jatuh kembali, pun juga pasti kau akan mengobatiku.

Jangan menangis.
Kamu wanita yang tangguh. Hapus air matamu. Ini perjalanan mengejar cita cita mu, kenapa kamu harus menghabiskan waktu dengan menangis?
Aku harus kuat. Aku wanita yang tegar bukan. Kenapa harus menangis? Menangis hanya akan membuat ku terlihat lemah, pun mungkin juga memang lemah.
Tidak tidak tidak. Aku harus menghapus kesedihan ini.

Kali ini aku benar benar terdiam. Aku berbicara dengan hati ku sendiri. Tidak, tidak menggunakan mulutku. Karena ia terlalu banyak berbicara dan itu akan membuat ku geram sehingga aku tidak bisa sepenuhnya berbicara utuh pada hatiku sendiri. Ini seperti perbincangan antara hati dan hati. Ya seperti itulah ibaratnya.
‘kenapa aku bisa sesedih ini’
Mungkin karena kau merasa kesepian
‘kesepian kenapa? Aku banyak menemukan orang orang disini. Berbicara pada mereka, makan bersama mereka, banyak hal yang ku lakukan bersama mereka yang juga mengejar cita citanya’
Tidak, bukan seperti itu. Kamu memang berbicara banyak kepada mereka. Tapi sadarkah kamu, kamu berbicara bukan dari hati. Hati mu seperti tertutup dari mereka. Karena itu, kamu tetap merasa kesepian meskipun banyak orang di sekelilingmu.
‘tapi, kenapa bisa seperti itu. Aku melakukan semuanya seperti biasa. Apa maksudnya aku menutup hati dari mereka?’
Sebenarnya bukan menutup, hanya saja hatimu seperti hanya sebagian berada disini. Tidak seutuhnya ikut bersamamu mengejar cita citamu.
‘mm mungkin…’
Ya benar, karena dia tidak ikut bersamamu disini. Sebagian hati mu masih tertinggal disana. Oleh karena itu kamu selalu merasa kesepian meskipun banyak orang sekelilingmu.
‘kau benar, aku merasakan kesepian itu tanpanya di sampingku. Aku benar benar kesepian tanpa dirimunya’


#cerita sebenarnya
Perjalanan ku memang panjang. Tapi aku melalui perjalanan yang bahagia, kenapa? Karena kamu ikut bersamaku. Memang banyak hal yang harus kau lakukan, bahkan sangat banyak. Tetapi kau lebih memilihmu.
Kau memilih ikut bersama ku menemaniku mengejar cita cita ku. Padahal aku tau kau sangat sibuk, tapi aku sangat bahagia dengan ucapanmu waktu itu ketika aku menanyakan perihal ini.
‘kamu lebih penting bagiku dari semua kesibukan ku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian. Bila terjadi apa apa dengan mu, aku tidak akan mampu mengerjakan kesibukan ku lagi. Jadi kamu lebih penting bagiku. Dan aku memutuskan untuk menemanimu. Bukankah pekerjaan ku masih bisa dilakukan kapan saja. Tetapi menemanimu?’
Aku sangat terkesan dengan ucapanmu saat itu. Yang pasti aku sangat bahagia kamu ikut bersamaku. Kamu mengerti aku, bahwa aku sangat membutuhkanmu. Terima kasih.

Aku memang tidak akan di makan oleh binatang buas. Selain memang perjalananku bukan didaerah yang terdapat binatang buas tentunya karena ada kamu yang akan menolong ku meski di kejar kejar binatang buas. Aku tau, lari mu sungguh cepat meskipun masih kalah dengan atlit lari internasional, tapi bagiku kamu adalah juara atlit ku.

Aku melalui jalan yang memiliki cukup banyak lubang, tetapi aku tidak pernah terjatuh. Kenapa?
Karena ada kamu disampingku. Bukankah kamu selalu menjagaku. Sehingga lubang lubang yang menginginkan aku agar aku terperosok ke dalamnya telah kamu timbun dahulu sebelum aku mencapainya. Tidak hanya itu, kau bahkan menarik tanganku agar menjauh dari lubang yang telah kau timbun itu. Kau hanya berkata bahwa meskipun kau telah menimbunnya ada kemungkinan lubang itu akan berlubang lagi ketika aku berjalan. Jadi lebih baik aku memegang tanganmu dan kita berjalan di sisi lain agar lebih aman. Waw, aku sungguh tercengang. Begitu perhatiannyakah kamu kepadaku? Tidak ingin membiarkan aku terluka sedikitpun. Terima kasih.

Perjalanan ini bahagia. Amat bahagia.
Aku tidak pernah meneteskan setetes pun air mata. Hanya canda dan tawa yang selalu menghiasi hari hari ini. kenapa?
Karena kamu selalu menemaniku. Ada kamu di sampingku untuk apa aku harus menangis? Justru itulah letak kebahagiaanku. Lagi pula meskipun aku menangis, aku tau ada kamu disampingku. Yang akan menghapus air mata ini. Bukannya aku malas ataupun berlagak seperti anak anak yang ingin air matanya di hapus. Tetapi kau lebih tau, dengan kau menghapus kesedihanku itu akan membuatku menjadi lebih baik bukan?

Bukannya aku wanita yang tidak tegar ataupun gampang sekali menangis. Aku cukup kuat. Tetapi aku hanya merasa lemah berada di sampingmu. Lemah?
Entahlah apa kata lemah cocok untuk ku. Tetapi seperti itu. Aku sangat membutuhkan mu. Aku ingin kau selalu menjagaku. Bukan karena aku lemah ataupun tidak kuat. Hanya saja, aku membutuhkanmu di sisiku.


Untuk kamu yang disana selalu menjagaku,
Meski jarak dan perbedaan selalu menjadi kita
Yakin dan percayalah
Kita berdua mampu menyatukannya
Sehingga menjadi kita

No comments:

Post a Comment