Menuju tempat
dimana aku akan mengejar cita cita ku.
Jika kau mau,
kau dapat ikut bersama ku. Ya sebenarnya ini bukan permintaan ku, tetapi
sedikit lebih menuju pemaksaan. Kenapa?
Karena aku
ingin memastikan bahwa kau benar akan ikut bersamaku, menemaniku. Setidaknya
itulah yang memang aku inginkan.
Tetapi, aku
terlalu kasar. Aku tidak ingin memaksamu. Tidak akan pernah.
Terserah kamu
saja ingin ikut bergabung bersama ku atau tidak. Aku tidak akan memaksamu. Sama
sekali tidak akan.
Tetapi jika kau
mengerti, kau pasti tau apa yang seharusnya kau lakukan bukan?
# cerita saat ini
Kau tidak bisa
ikut denganku, kenapa?
Setelah kau menceritakan panjang lebar akhirnya aku
menarik kesimpulan bahwa kau memiliki banyak tugas lain. Dan itu lebih penting
dari ini, dari hanya sekedar menemaniku untuk menggapai cita cita.
It’s ok. Bukan
suatu masalah bagi aku. Aku bisa pergi sendiri meskipun tanpa mu. Aku wanita
yang cukup kuat kok, bisa menjaga diri ku sendiri.
Bila ada
binatang buas aku akan lari sekencang kencangnya, pun melawannya, setidaknya aku bisa berteriak meminta tolong
dan berharap memang ada orang yang akan menolongku.
Well ini hanya
lah permainan pikiranku. Tidak, aku tidak akan di kejar kejar oleh binatang
buas. Itu hanya candaan ku saja untuk menutupi diri saat ini. Jujur saja, aku
sedih. Sedih kenapa? Apa yang patut ku sedihkan?
Aku sendiri
bingung, apa alasan aku untuk bersedih. Karena kamu tidak dapat ikut bersamaku,
atau entahlah. Pikiran ku sedang berkecamuk. Aku hanya tidak ingin bermain
dengan hujan ku saat ini. Ya hujan ku, hujan yang ku ciptakan dari kedua bola
mata ku.
Aku pun mulai
melakukan perjalanan. Panjang. Aku merasa begitu panjang perjalanan ini. Entah
mengapa. Sepertinya waktu enggan bekerja sama dengan ku untuk mempercepat keadaan
yang begitu panjang ini yang sepertinya akan kesepian.
Aku memang
tidak menemukan binatang buas yang mengejar ngejarku selama dalam perjalanan.
Tetapi aku menemukan begitu banyak jalan yang berlubang dan kemudian terjatuh.
Aku terjatuh.
Setiap aku
terjatuh aku selalu berharap ada kamu saat ini disamping ku. Melindungi ku,
memegang erat tangan ku agar tak terjatuh, setidaknya meskipun aku terlanjur
jatuh kamu akan menjagaku untuk tidak jatuh kembali, pun juga pasti kau akan
mengobatiku.
Jangan
menangis.
Kamu wanita
yang tangguh. Hapus air matamu. Ini perjalanan mengejar cita cita mu, kenapa
kamu harus menghabiskan waktu dengan menangis?
Aku harus kuat.
Aku wanita yang tegar bukan. Kenapa harus menangis? Menangis hanya akan membuat
ku terlihat lemah, pun mungkin juga memang lemah.
Tidak tidak
tidak. Aku harus menghapus kesedihan ini.
Kali ini aku
benar benar terdiam. Aku berbicara dengan hati ku sendiri. Tidak, tidak menggunakan
mulutku. Karena ia terlalu banyak berbicara dan itu akan membuat ku geram
sehingga aku tidak bisa sepenuhnya berbicara utuh pada hatiku sendiri. Ini
seperti perbincangan antara hati dan hati. Ya seperti itulah ibaratnya.
‘kenapa aku
bisa sesedih ini’
Mungkin karena
kau merasa kesepian
‘kesepian
kenapa? Aku banyak menemukan orang orang disini. Berbicara pada mereka, makan
bersama mereka, banyak hal yang ku lakukan bersama mereka yang juga mengejar
cita citanya’
Tidak, bukan
seperti itu. Kamu memang berbicara banyak kepada mereka. Tapi sadarkah kamu,
kamu berbicara bukan dari hati. Hati mu seperti tertutup dari mereka. Karena
itu, kamu tetap merasa kesepian meskipun banyak orang di sekelilingmu.
‘tapi, kenapa
bisa seperti itu. Aku melakukan semuanya seperti biasa. Apa maksudnya aku
menutup hati dari mereka?’
Sebenarnya
bukan menutup, hanya saja hatimu seperti hanya sebagian berada disini. Tidak
seutuhnya ikut bersamamu mengejar cita citamu.
‘mm mungkin…’
Ya benar,
karena dia tidak ikut bersamamu disini. Sebagian hati mu masih tertinggal
disana. Oleh karena itu kamu selalu merasa kesepian meskipun banyak orang
sekelilingmu.
‘kau benar, aku
merasakan kesepian itu tanpanya di sampingku. Aku benar benar kesepian tanpa
dirimunya’
#cerita sebenarnya
Perjalanan ku
memang panjang. Tapi aku melalui perjalanan yang bahagia, kenapa? Karena kamu
ikut bersamaku. Memang banyak hal yang harus kau lakukan, bahkan sangat banyak.
Tetapi kau lebih memilihmu.
Kau memilih
ikut bersama ku menemaniku mengejar cita cita ku. Padahal aku tau kau sangat
sibuk, tapi aku sangat bahagia dengan ucapanmu waktu itu ketika aku menanyakan
perihal ini.
‘kamu lebih
penting bagiku dari semua kesibukan ku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi
sendirian. Bila terjadi apa apa dengan mu, aku tidak akan mampu mengerjakan
kesibukan ku lagi. Jadi kamu lebih penting bagiku. Dan aku memutuskan untuk
menemanimu. Bukankah pekerjaan ku masih bisa dilakukan kapan saja. Tetapi
menemanimu?’
Aku sangat
terkesan dengan ucapanmu saat itu. Yang pasti aku sangat bahagia kamu ikut
bersamaku. Kamu mengerti aku, bahwa aku sangat membutuhkanmu. Terima kasih.
Aku memang
tidak akan di makan oleh binatang buas. Selain memang perjalananku bukan
didaerah yang terdapat binatang buas tentunya karena ada kamu yang akan
menolong ku meski di kejar kejar binatang buas. Aku tau, lari mu sungguh cepat
meskipun masih kalah dengan atlit lari internasional, tapi bagiku kamu adalah
juara atlit ku.
Aku melalui
jalan yang memiliki cukup banyak lubang, tetapi aku tidak pernah terjatuh.
Kenapa?
Karena ada kamu
disampingku. Bukankah kamu selalu menjagaku. Sehingga lubang lubang yang
menginginkan aku agar aku terperosok ke dalamnya telah kamu timbun dahulu sebelum
aku mencapainya. Tidak hanya itu, kau bahkan menarik tanganku agar menjauh dari
lubang yang telah kau timbun itu. Kau hanya berkata bahwa meskipun kau telah
menimbunnya ada kemungkinan lubang itu akan berlubang lagi ketika aku berjalan.
Jadi lebih baik aku memegang tanganmu dan kita berjalan di sisi lain agar lebih
aman. Waw, aku sungguh tercengang. Begitu perhatiannyakah kamu kepadaku? Tidak
ingin membiarkan aku terluka sedikitpun. Terima kasih.
Perjalanan ini
bahagia. Amat bahagia.
Aku tidak
pernah meneteskan setetes pun air mata. Hanya canda dan tawa yang selalu
menghiasi hari hari ini. kenapa?
Karena kamu
selalu menemaniku. Ada kamu di sampingku untuk apa aku harus menangis? Justru
itulah letak kebahagiaanku. Lagi pula meskipun aku menangis, aku tau ada kamu
disampingku. Yang akan menghapus air mata ini. Bukannya aku malas ataupun
berlagak seperti anak anak yang ingin air matanya di hapus. Tetapi kau lebih
tau, dengan kau menghapus kesedihanku itu akan membuatku menjadi lebih baik
bukan?
Bukannya aku
wanita yang tidak tegar ataupun gampang sekali menangis. Aku cukup kuat. Tetapi
aku hanya merasa lemah berada di sampingmu. Lemah?
Entahlah apa
kata lemah cocok untuk ku. Tetapi seperti itu. Aku sangat membutuhkan mu. Aku ingin
kau selalu menjagaku. Bukan karena aku lemah ataupun tidak kuat. Hanya saja,
aku membutuhkanmu di sisiku.
Untuk kamu yang disana
selalu menjagaku,
Meski jarak dan perbedaan
selalu menjadi kita
Yakin dan percayalah
Kita berdua mampu
menyatukannya
Sehingga menjadi kita
No comments:
Post a Comment