seperti angin,
terus berubah arah,
kadang tak terkendali
kadang melampaui batas
dan kadang harus menghilang...
Entah apa yang
aku pikirkan. Mungkin hidup aku sudah di takdirkan seperti ini.
Apakah ini
nasib aku, atau memang takdir aku.
Aku memiliki
seorang, aku masih bingung apa yang seharusnya aku sebut. Sahabat? Benarkah? Apa
dia menganggapku sahabat?
Ya karena aku pikir,
seorang sahabat tidak akan melukai sahabatnya bukan? Seorang sahabat tidak akan
berdusta ataupun membohongi sahabatnya bukan? Sahabat itu jujur setiap saat
bukan? Pantaskah aku menyebutnya seorang sahabat? Atau, pantaskah ia
menyebutku seorang sahabat?
Terlalu dramatis
rasanya bila aku terlalu membuyarkan tentang sahabat? Apa? Dramatis? Ya memang,
benar. Dramatis. Menurut aku. Karena ternyata sahabat sahabat yang selama ini
digambarkan di novel, buku buku cerita, televisi, atau media apapun lainnya. Rasanya
itu hanya tipu belaka.
Mengapa aku
mengatakan hal seperti ini? Ya karena memang itu apa adanya. Itu faktanya. Itu
yang terjadi pada ku.
Mana mungkin
sih di dunia ini ada seseorang yang mau berkorban segitunya demi seseorang yang
mungkin hampir patut dianggap sahabat? Mana mungkin di dunia ini ada orang yang
rela berkorban demi apapun untuk seseorang yang belum pasti seumur hidup akan
menemaninya? Mana mungkin di dunia ini, ada orang yang mau mengorbankan bagian
dari kehidupannya untuk orang lain? Mana ada? Itu hanya terjadi di novel novel,
dongeng, film. Dalam kehidupan asli? Haha mana ada yang seperti itu.
Dalam hidup
ini, terutama hidup aku. Semuanya berubah. Apapun yang selama ini menjadi
bagian ku, mulai dari hal yang kecil maupun besar. Semuanya bisa berubah. Kenapa
berubah? Toh bumi juga berubahkan? Tidak selalu berada pada posisi itu selalu? Begitupun
kehidupan.
Aku, aku
berubah. Dia, dia juga berubah. Kami, entahlah yang patut dikatakan sepasang
sahabat ini atau tidak, kami berubah. Entah siapa yang memulainya. Aku, dia. Intinya
kami berubah. Awalnya aku egois, dengan mengatakan bahwa dia berubah, tapi ternyata,
aku juga mungkin berubah. Aku tak tau kenapa au bisa berubah. Mungkin dia yang
membuat aku berubah. Atau aku yang membuat dia berubah?
Ahh, apapun
itu, siapapun yang memulai perubahan ini intinya kami sama sama telah berubah
kini. Aku merasa, seakan akan dunia kami mulai berbeda, atau mulai memiliki
tembok seperti tembok raksasa cina yang menjulang tinggi. Kami seperti terpisah
begitu jauh, begitu berjarak.
Aku bingung..
Ternyata kami
memang berubah. Dan memang beginilah apa adanya.
No comments:
Post a Comment