Thursday, February 7, 2013

Antara aku dan sahabatku, mungkin


seperti angin,
terus berubah arah, 
kadang tak terkendali
kadang melampaui batas
dan kadang harus menghilang...

Entah apa yang aku pikirkan. Mungkin hidup aku sudah di takdirkan seperti ini.
Apakah ini nasib aku, atau memang takdir aku.
Aku memiliki seorang, aku masih bingung apa yang seharusnya aku sebut. Sahabat? Benarkah? Apa dia menganggapku sahabat?

Ya karena aku pikir, seorang sahabat tidak akan melukai sahabatnya bukan? Seorang sahabat tidak akan berdusta ataupun membohongi sahabatnya bukan? Sahabat itu jujur setiap saat bukan? Pantaskah aku menyebutnya seorang sahabat? Atau, pantaskah ia menyebutku seorang sahabat?

Terlalu dramatis rasanya bila aku terlalu membuyarkan tentang sahabat? Apa? Dramatis? Ya memang, benar. Dramatis. Menurut aku. Karena ternyata sahabat sahabat yang selama ini digambarkan di novel, buku buku cerita, televisi, atau media apapun lainnya. Rasanya itu hanya tipu belaka.
Mengapa aku mengatakan hal seperti ini? Ya karena memang itu apa adanya. Itu faktanya. Itu yang terjadi pada ku.

Mana mungkin sih di dunia ini ada seseorang yang mau berkorban segitunya demi seseorang yang mungkin hampir patut dianggap sahabat? Mana mungkin di dunia ini ada orang yang rela berkorban demi apapun untuk seseorang yang belum pasti seumur hidup akan menemaninya? Mana mungkin di dunia ini, ada orang yang mau mengorbankan bagian dari kehidupannya untuk orang lain? Mana ada? Itu hanya terjadi di novel novel, dongeng, film. Dalam kehidupan asli? Haha mana ada yang seperti itu.
Dalam hidup ini, terutama hidup aku. Semuanya berubah. Apapun yang selama ini menjadi bagian ku, mulai dari hal yang kecil maupun besar. Semuanya bisa berubah. Kenapa berubah? Toh bumi juga berubahkan? Tidak selalu berada pada posisi itu selalu? Begitupun kehidupan.
Aku, aku berubah. Dia, dia juga berubah. Kami, entahlah yang patut dikatakan sepasang sahabat ini atau tidak, kami berubah. Entah siapa yang memulainya. Aku, dia. Intinya kami berubah. Awalnya aku egois, dengan mengatakan bahwa dia berubah, tapi ternyata, aku juga mungkin berubah. Aku tak tau kenapa au bisa berubah. Mungkin dia yang membuat aku berubah. Atau aku yang membuat dia berubah?
Ahh, apapun itu, siapapun yang memulai perubahan ini intinya kami sama sama telah berubah kini. Aku merasa, seakan akan dunia kami mulai berbeda, atau mulai memiliki tembok seperti tembok raksasa cina yang menjulang tinggi. Kami seperti terpisah begitu jauh, begitu berjarak.
Aku bingung..
Ternyata kami memang berubah. Dan memang beginilah apa adanya.

No comments:

Post a Comment