Wednesday, May 9, 2018

Mencintai Diri Sendiri


Sekitar Bulan Februari lalu saya mengikuti salah satu kegiatan bertemakan “Passion”. Di sana saya duduk manis dengan aliran ilmu dan pengetahuan yang tentu juga manis. Begitulah. Setelah materi, diskusi, brainstorming, dan tentu saja saling sharing mengenai passion, kami pun, para peserta, disuruh membuat project plan sekreatif mungkin.

Berbicara masalah rencana, hmm, sudah ada beberapa rencana yang bertebaran di kepala saya. Tetapi belum pernah saya tuangkan dalam kertas, mereka hanya terbang sana sini (dalam kepala saya tentu saja) dan sesekali mangkir disudut kepala entah bagian mana, kemudian kembali berlari-lari kecil. Akhirnya, saya pun memutuskan bahwa ini saatnya untuk memberanikan diri menulis ide-ide yang bertebaran itu, tentu saja tentang rencana masa depan.

Semenit
2 menit
Beberapa menit kemudian, saya takjub melihat rangkaian kreatifitas tentang project plan yang akan saya lakukan beberapa tahun dari sekarang. Waaah, saya berhasil menulis ide-ide tersebut diselembar kertas. Saya kembali membacanya, sejenak hening kemudian meng’Aamiin’ kan tulisan tersebut.

Rasanya?
Hmm ada bagian dari diri saya yang terus membuat saya percaya pada diri sendiri, bahwa bermimpi, apapun itu, ya mimpi saja. Kemudian berusahalah untuk mewujudkannya. Itu saja.

Naaaaaah
Tetapi kali ini saya tidak ingin membahas panjang lebar mengenai mimpi. Biarkan mimpi-mimpi itu terus beraktifitas di kepala kita masing-masing, kemudian pelan-pelan bawa mereka dalam dunia nyata.
Tulisan saya kali ini akan membahas tentang suatu hal yang disampaikan oleh seorang pemateri saat kelas passion tersebut.

“Instagram”
Yes
Seorang pemateri cantik berkata bahwa, “Sesekali cobalah untuk tutup semua aplikasi media sosial itu, sehari saja. Mungkin kecuali WhatsApp atau Line, media komunikasi yang benar-benar penting. Cobalah untuk sehari saja tidak membuka instagram. Mengapa? Karena pengaruh dari foto/video yang ada di IG itu benar benar mempengaruhi kehidupan kita. Apa yang orang orang share, apa yang terus kita lihat, kita kepo. Percayalah. Coba saja komitmen dengan diri sendiri, setiap 1 minggu sekali akan ada 1 hari dimana kita tidak akan buka instagram. Kalau tidak bisa, 1 minggu sekali coba 2 minggu sekali, atau 1 bulan sekali juga boleh. Percayalah, 1 hari yang kita lalui tanpa membuka instagram akan terasa begitu bermanfaat. Banyak hal-hal bermanfaat yang bisa kita kerjakan. Kenapa? Karena waktu yang biasanya kita habiskan hanya untuk like comment dan kepo di Instagram, otomatis akan kita manfaatkan untuk hal-hal lain. Dicoba ya. Sebulan sekali. Kalian akan merasakan manfaatnya nanti.” (kurang lebih begitu).

Setelah mendengar hal tersebut, saya berinisiatif untuk melakukan hal tersebut, membuat diri semakin produktif.

Eeengg Iiing Eeengg
Sampai bulan 4 lalu, niat tersebut belum juga terealisasi.
Aah dasar niat yang tidak kuat.
Duh jangan salahkan niat, salahkan diri yang terlalu egois.

Dan sampailah di penghujung bulan 4. HP saya rusak. Saya ulangi, RUSAK. Saya langsung membawanya ke toko service HP. Singkat cerita, saya harus kembali besok. Jadi untuk sementara, saya menggunakan HP Mamak. Hmm Mamak, manusia di muka bumi yang paling pengertian, yang selalu mau berkorban demi anaknya. Ia meminjamkan saya androidnya, karena saya sedang butuh komunikasi via WA dibeberapa grub, chat dengan orang orang tertentu, dan tentu saja agar Mamak mudah menghubungi saya. Jadi saya pun mengambil HP mamak. Saya hanya menambah akun WA baru di HP mamak, saya pikir hanya untuk sehari. Tak perlulah media sosial lainnya.

Haripun berganti, saya kembali mengunjungi tempat service HP. Dan keadaannya masih belum membaik. Sungguh sedih dan kecewa. Saya masih melanjutkan memakai HP Mamak. Hingga nyaris seminggu, HP saya baru kembali membaik.

Disanalah saya menyadari suatu hal. Saya sudah melakukan “niat” baik pada diri sendiri yang sudah pernah saya rencanakan. 6 HARI, saya tidak pernah membuka Instagram. Disana pula saya sadar, banyak hal yang telah saya lakukan selama 6 hari tersebut, tanpa merasa dehidrasi terhadap instagaram dan sepaket story-nya. I did it.

Apakah itu seminggu sekali, dua minggu sekali, sebulan sekali, niatkan dan lakukan. Percayalah, ada begitu banyak hal yang bisa kita lakukan tanpa merasa harus membuka instagram.

#Note
Kalau sudah niat, cara apapun pasti ada. Baik itu disengaja atau tidak, seperti tragedi HP yang rusak mungkin…

No comments:

Post a Comment