Monday, February 12, 2018

Waves Of Taste


Listening: Fiersa besari - Celengan rindu

Sebuah pesan via WhatsApp (WA) masuk ke HP saya. Setelah keluar dari aplikasi instagram, saya pun mengunjungi dunia WA. Sebuah nama berinisial S muncul di chat paling atas setelah puluhan chat lainnya yang berasal dari berbagai macam grub tidak saya buka.

“K, You’re stronger than I know. Gak tau kenapa mau nulis ini. Tiba-tiba keingat kamu. Banyak sekali cobaan dan masalah yang kamu lewati selama ini, tapi kamu selalu saja positif dan semakin multitalenta. K, so proud of you, bangga sekali punya kawan seperti kamu. L Saya rasanya mau nyakitin orang yang sakitin kamu…”

Saya terkesima untuk beberapa detik. Bukan, bukan karena isi chatnya melankolis, hanya saja, isi chatnya sedikit terlalu berlebihan.

S, asal kamu tau saja. Saya tidak pernah benar-benar se-kuat yang kamu tuliskan dalam pesan singkatmu itu. Tidak pernah benar-benar seperti itu, kecuali ada kalian semua yang terus berada di sisi saya. 
Saya pun membalas pesannya.

“Senang baca chat kamu S. You’re one of my power, my motivation. Terimakasih S. Entah, saya cuma merasa capek saja. Jadi selalu mencari pelampiasan dengan melakukan hal hal yang saya suka. Dan semoga itu bermanfaat, untuk saya, dan untuk siapapun yang menikmatinya. Makasih S. Tidak apa-apa. Tidak perlu. Kita punya jalan masing-masing yang berbeda. Biarkan dia hidup dalam dunianya, kita hidup di dunia kita sendiri. Tetapi, kalau suatu saat nanti, orang itu berani masuk dan menghancurkan dunia saya, saat itu saya akan minta bantuan kamu, untuk menyakiti orang itu. Ok?”

dan sekian-sekian chat selanjutnya.

Saya jadi teringat quote ala zaman now di novel Dilan.
“Milea, jangan bilang ke aku ada yang menyakitimu. Nanti, orang itu akan menghilang”.

Intinya adalah, se-kuat apapun saya, tanpa orang-orang seperti kalian yang selalu berada di sisi saya, yang selalu memberi semangat, tanpa kenal lelah untuk meminta saya jangan bersedih, rasanya saya hanyalah kepingan tawa yang mudah terbawa angin tanpa pernah tertawa dengan sungguh. Kalian semua adalah kekuatan yang saya miliki.

Saya jadi ingat momen beberapa hari lalu. Dimana, laut adalah salah satu pelampiasan saya. Tempat di mana saya akan menghirup dalam-dalam angin laut dengan suara pecahan ombak yang begitu tenang. Kalian membiarkan saya melakukan apa yang saya inginkan hari itu. Kalian mengerti, apa yang sedang saya butuhkan. Saya berjalan menyisiri pantai sendirian. Kemudian kembali ke jambo untuk mengambil kamera. Saat itu saya hanya berkata, “Ombaknya bagus, saya tidak ingin melewatkannya” kemudian memasang kaca mata hitam. Seolah tak ada satupun orang yang mampu memahami perasaan di balik kaca mata hitam tersebut. Tetapi, kalian berbeda. Kalian hanya mengikuti langkah kaki saya dari belakang, seakan mengerti bahwa saya sedang butuh kesendirian dan kesunyian. Tak ada sepatah katapun, hingga saya memilih duduk dihadapan ombak yang pecah di ujung pantai.

Kemudian, dengan santai  kalian menunggu saya menenggelamkan semua rasa dalam laut. Saya membasahi sekujur tubuh dengan air asin. Saat itu yang tersisa hanya kepala saya, yang terus memandang semesta dibalik air laut. Saya menunggu ombak, menenggelamkan seluruh tubuh, menyusuri bibir pantai bersama ombak yang sedang pecah. Kemudian saya kembali, menunggu ombak lainnya, kembali menenggelamkan semua rasa dan tanya yang terus mengganggu. Kalian masih menunggu saya di pasir kering di atas sana. Memerhatikan teman kalian yang sedang mencoba peruntungannya sendiri dibalik laut. Hingga ia benar-benar membuang semua rasa itu, membuang semua tanya. Hingga ia sadar, bahwa hidupnya sedang berada dipersimpangan, arah jalan mana yang akan ia pilih.

Saya sadar, jalan apapun yang saya pilih, selama ada kalian saya akan tetap baik-baik saja. Jalan apapun yang saya pilih, itu adalah resiko yang akan saya hadapi. Setidaknya saya sudah melangkah, tidak lagi perlu terjebak ditempat dan persimpangan yang sama.

Itu kenapa, saya berkata bahwa saya tidak pernah benar-benar se-kuat ini tanpa ada kalian disisi saya. Terimakasih untuk semuanya.

No comments:

Post a Comment