Dear Mr. Nothing
Aku selalu hadir dalam rintik-rintik hujan yang begitu syahdu. Jika
tetesannya pernah membasahi rambutmu yang acak-acakan, itu aku. Saat tetes
hujan yang berubah deras mengguyur tubuhmu, itu juga aku. Selamat bertemu
kembali Mr. Nothing, pada musim hujan yang mengiringi November.
Hai Mr. Nothing. Jika kau merasa sejuk karena biasan hujan
yang membuat udara dingin, di sana ada aku yang sedang berhembus perlahan
menenangkan pikiranmu. Pada sela-sela otakmu yang penuh dengan kenangan, di sana
sedang ada aku yang sedang merindu. Selamat berjumpa lagi dengan bulannya
pemilik hujan, November. Selamat bertemu kembali, dengan aku, yang selalu ada.
Jika matamu terpaku pada badai yang sedang marah dalam hujan, itu aku.
Adalah sebuah emosi yang tidak stabil, menumpahkan segala amarah pada
pohon-pohon yang tumbang dijalanan. Adalah aku, yang sedang datang padamu,
meminta sebuah kehangatan, mengobati rasa kecewaku. Selamat kembali pada
pelukanku, pada kenangan tentang aku.
Ada pelangi disudut sana. Apakah membuat bibirmu melengkung ke atas?
Ya, di pelangi itu ada aku. Pada kayanya mejikuhibiniu yang bercerita tentang
tawa. Ada aku, yang menghiasi kepergian hujan setelah menangis sepanjang hari.
Tentang cerita-cerita masa depan yang penuh warna, tentu saja tentang aku yang
selalu membuatmu bahagia.
Hai Mr. Nothing. Saat kau merasa kesepian, denting-denting
piano yang menceritakan ketenangan itu adalah aku. Pada variasi nada yang
bermelodi indah, ada aku yang tengah memainkan rasa tentang betapa hebatnya
masa-masa yang terlewati. Hitungan januari ke desember yang berombak seperti di
samudra, adalah tentang perjalanan musim hujan melalui musim panas. Di sana
selalu ada aku yang bermandikan cuaca, menunggu hujan reda menitip sang panas,
kemudian menunggu hujan kembali.
Jika matamu berbinar hangat karena tersentuh emosi baik, itu aku. Yang
memujamu dalam gerimis tawa, dalam kehampaan sekalipun. Saat air-air matamu
nyaris tumpah karena kehilangan tawa, saat itu juga tengah ada aku yang mencoba
menjadi setitik bahagia. Tenang saja, semua rasa itu akan berganti pada
waktunya Mr. Nothing. Sebab aku, yang tengah menjelma malam bak
siang dalam kecerahan mu, akan kembali bertemu cahaya.
Selamat bertemu kembali Mr. Nothing, pada bulannya pemilik
hujan. Bulan penuh genangan dalam kenangan. Pada hujan yang bersatu warna
dengan udara dingin, barangkali di sana sedang ada aku, pada hujannya, pada
anginnya, dan pada dinginnya. Adalah sepenggal bait terakhir yang sedang
mengucapkan selamat pada bulan pemilik hujan ini. Selamat bertemu kembali pada
dunia yang menerangkan hujan sebagai satu-satunya kenangan yang mengubah
bahagia. Selamat menitip kembali rindu yang telah berlalu, Mr.
Nothing.
No comments:
Post a Comment