Friday, November 18, 2016

November

Dear Mr. Nothing



Aku selalu hadir dalam rintik-rintik hujan yang begitu syahdu. Jika tetesannya pernah membasahi rambutmu yang acak-acakan, itu aku. Saat tetes hujan yang berubah deras mengguyur tubuhmu, itu juga aku. Selamat bertemu kembali Mr. Nothing, pada musim hujan yang mengiringi November.

Hai Mr. Nothing. Jika kau merasa sejuk karena biasan hujan yang membuat udara dingin, di sana ada aku yang sedang berhembus perlahan menenangkan pikiranmu. Pada sela-sela otakmu yang penuh dengan kenangan, di sana sedang ada aku yang sedang merindu. Selamat berjumpa lagi dengan bulannya pemilik hujan, November. Selamat bertemu kembali, dengan aku, yang selalu ada.

Jika matamu terpaku pada badai yang sedang marah dalam hujan, itu aku. Adalah sebuah emosi yang tidak stabil, menumpahkan segala amarah pada pohon-pohon yang tumbang dijalanan. Adalah aku, yang sedang datang padamu, meminta sebuah kehangatan, mengobati rasa kecewaku. Selamat kembali pada pelukanku, pada kenangan tentang aku.

Ada pelangi disudut sana. Apakah membuat bibirmu melengkung ke atas? Ya, di pelangi itu ada aku. Pada kayanya mejikuhibiniu yang bercerita tentang tawa. Ada aku, yang menghiasi kepergian hujan setelah menangis sepanjang hari. Tentang cerita-cerita masa depan yang penuh warna, tentu saja tentang aku yang selalu membuatmu bahagia.

Hai Mr. Nothing. Saat kau merasa kesepian, denting-denting piano yang menceritakan ketenangan itu adalah aku. Pada variasi nada yang bermelodi indah, ada aku yang tengah memainkan rasa tentang betapa hebatnya masa-masa yang terlewati. Hitungan januari ke desember yang berombak seperti di samudra, adalah tentang perjalanan musim hujan melalui musim panas. Di sana selalu ada aku yang bermandikan cuaca, menunggu hujan reda menitip sang panas, kemudian menunggu hujan kembali.

Jika matamu berbinar hangat karena tersentuh emosi baik, itu aku. Yang memujamu dalam gerimis tawa, dalam kehampaan sekalipun. Saat air-air matamu nyaris tumpah karena kehilangan tawa, saat itu juga tengah ada aku yang mencoba menjadi setitik bahagia. Tenang saja, semua rasa itu akan berganti pada waktunya Mr. Nothing. Sebab aku, yang tengah menjelma malam bak siang dalam kecerahan mu, akan kembali bertemu cahaya.


Selamat bertemu kembali Mr. Nothing, pada bulannya pemilik hujan. Bulan penuh genangan dalam kenangan. Pada hujan yang bersatu warna dengan udara dingin, barangkali di sana sedang ada aku, pada hujannya, pada anginnya, dan pada dinginnya. Adalah sepenggal bait terakhir yang sedang mengucapkan selamat pada bulan pemilik hujan ini. Selamat bertemu kembali pada dunia yang menerangkan hujan sebagai satu-satunya kenangan yang mengubah bahagia. Selamat menitip kembali rindu yang telah berlalu, Mr. Nothing.

No comments:

Post a Comment