Tuesday, October 25, 2016

Single

“Seneng aja, bisa ngeliat orang bisa lupa dengan kesedihannya walaupun cuma sebentar. Karena ada yang pernah bilang sama gue,  kita harus bermanfaat buat orang lain.” -Raditya

Listening lagu d’masiv – Single

Jadi, beberapa jam lalu saya nonton filmnya Raditya, Single. Nonton bareng beberapa kawan yang super sekali, dan suka baper gak menentu gitu (wiiie). Jadi, dari 10 menit pertama film dimulai aja udah ada adegan pukul-pukul bareng kawan, karena gak tahan, jelas, baper sekali. Suasana mendung-mendung hujan, jadi ya semakin baper ya, kawan.

Oke jadi, ending single-nya bagus, saya suka. Dan ini bagian favorit yang udah saya ketik.
>>> 

“Dan buat gue yang paling bahagia adalah gue bisa joget dengan orang yang gue suka. Orang yang senyumannya ada terus buat gue. Yang senyumannya itu punya efek yang dahsyat banget. Soalnya kalau dia senyum, waktu bisa berjalan lebih lambat.

Satu hal yang gue pelajari, single itu juga bisa bikin kita bahagia kok. Kecuali kalau lo singlenya kelamaan.  3 kehidupan misalnya. Yang salah itu kalau single, tapi maksa pacaran.

Ada 1 hal lagi yang gue pelajari. Kadang kebahagiaan tidak hanya datang dari pacaran. Tapi kebahagiaan juga bisa datang dengan ngebuat teman-teman lo bahagia. Bahagia dengan membuat orang yang lo suka bisa tersenyum. Gue bahagia karena gak cuma mikir kebahagiaan gue doang, tapi juga kebahagiaan orang yang gue suka, orang yang gue sayang.

Yang paling penting single atau gak single, malam itu jadi malam yang gak akan pernah gue lupain seumur hidup. Karena di malam itu, gue tau, gue bahagia. Jujur, gue kadang ngerasa kalau lagi suka sama orang, IQ gue bisa turun 10 poin. Sebodoh-bodohnya kita kalau lagi suka sama seseorang, paling gak kita harus pintar disatu hal. Kita harus tau, itu penasaran, atau suka beneran.”

Yap, penasaran atau suka beneran?
Nah lo, yakin suka beneran?


Ya, saya sih pernah bilang sama kawan saya. Kalau kita itu harus cerdas, bisa membedakan antara perasaan nyaman sesaat atau bener-bener nyaman. Jangan nanti, ketika perjalanan udah lebih panjang, kita baru sadar kalau selama ini itu cuma luapan perasaan “nyaman sesaat”. Karena yang benar-benar nyaman, akan membuat kamu merasa utuh, gak perlu jadi orang lain.

No comments:

Post a Comment