Thursday, January 28, 2016

More, Hope

“Dalam gelap, terkadang kita kuat. Kuat menghadapi apapun kenyataan di depan, meski yang terpampang hanya sebuah kegelapan.” – Kem

Pada satu titik, saya selalu berpikir ingin menjadi seekor burung –yang dapat terbang bebas tanpa terperangkap. Rasanya, kepakan sayap saya selalu gatal ingin mencoba sejuta petualangan di angkasa sana. Setiap hirup nafas saya, akan saya korbankan untuk melihat sisi keindahan dunia, dari atas sana. Satu persatu daratan, lautan, akan saya lewati. Jika nanti saya temukan tempat persinggahan, itu hanya akan menjadi tempat sementara. Karena kemudian sayap bak mesin pesawat ini akan melaju di angkasa luas kembali, menikmati perjalanan yang tak akan pernah habis.

Andai...
Setiap masa “cobaan” (begitulah saya menyebutnya) yang singgah dalam kehidupan, terasa begitu berat. Barangkali karena hidup (terlalu) sering menyikapi kebahagiaan. Kemudian merasa menjadi orang paling sial di dunia. Dan bahkan setiap masa “bahagia” (sebut saja demikian) yang singgah sejenak maupun menetap lama, terasa begitu indah. Barangkali karena hidup (lebih) sering terselimuti oleh kepahitan. Kemudian merasa menjadi orang paling beruntung di dunia.

Aah,, setiap waktu punya masa yang berbeda. Kini, bukan lagi cerita tentang sesering apa sih hidup saya mengalami masa cobaan maupun bahagia?! Tetapi, sebaik apa sayap saya mampu terbang dalam kegelapan, mencoba melirik secuil cahaya kemudian menggenggam harapan. Bagaimana cara saya menyikapi orang-orang disekitar, agar mencoba hal yang sama.

Ya, Saya sungguh marah, ketika kamu benar-benar lupa diri dan mengeluarkan segala kata penuh ke-pesimis-an. Saya marah. Kenapa? Karena di balik hal yang sama, saya ragu pernah melakukan kesalahan yang sama, atau melakukannya kelak. Saya marah, pada kamu, pada diri sendiri, pada orang-orang yang demikian. Saya bukan egois, hanya berusaha melihat harapan, melihat setiap kebaikan dibaliknya.

So prepare ourselves to grasp the hope, greater expectations.

No comments:

Post a Comment