Kemarin (read: tahun kemarin) terasa lebih
lengkap melewati hari seperti ini. Biasanya saya dan keluarga akan mengunjungi
rumah nenek setiap lebaran. Atau bahkan dua tiga hari sebelum lebaran saya dan
kakak juga mamak akan ke rumah nenek, membantunya membersih-bersihkan rumah. Kami
bisa menyuci piring, menyapu, mengepel, memasak daging, atau apapun itu. Dahulu,
rasanya kebiasaan itu terasa membosankan dan membuat saya malas. Kenapa?
mungkin karena lelah harus membersih-bersihkan rumah, melakukan akifitas yang
sudah sering saya lakukan di rumah sendiri. Tetapi, tahun ini entah mengapa
tiba-tiba saya rindu, rindu akan gagang sapu yang menyentuh lantai rumah nenek,
rindu akan suara piring bercampur gelas yang sedang dicuci, bahkan sampai rindu
mencari spon serta sabun cuci piring di rumah nenek –yang sedikit sulit
ditemukan.
Hari ini akan menjadi
kebiasaan yang berulang untuk tahun-tahun yang akan datang, mungkin. Di mana kami
semua (saya, kakak, mamak dan bapak) tidak akan lagi melihat wajah nenek yang
bisa tersenyum sambil memeluk kami. Tetapi, sebuah gundukan tanah yang perlahan
mulai rata kembali. Di sana, kami akan memulai sebuah runitas baru usai shalat
idul fitri –menziarahi makam nenek. Nenek. Yang sampai saat ini masih begitu
saya rindukan pelukannya, rindu akan mencium keningnya.
Menatap rumah berdinding
kayu yang dulu pernah saya tempati, tempat di mana saya akan selalu menemukan
nenek, kini sepi, begitu sepi. Semua pintu dan jendela terkunci rapat. Rasanya langkah
saya seperti ingin menginjak lantai-lantai rumah itu lagi. Menaiki satu persatu
anak tangga, mengetuk pintu rumah, kemudian melihat sosok yang pernah
menyayangi saya hingga akhir hayatnya, yang masih setia mendoakan cucunya. Wajah
nenek terbayang samar dalam memori saya saat menatap rumah itu.
Ternyata, lebaran tahun lalu
adalah lebaran terakhir yang bisa saya lalui bersama nenek. Lebaran terakhir
yang tidak pernah saya inginkan, namun beginilah cara hidup bekerja.
Seandainya, kita semua
sadar, bahwa satu tahun lalu, dua tahun lalu, tiga tahun lalu, bertahun tahun
yang lalu, atau bahkan tahun ini, adalah tahun terakhir kita bisa melewatinya
bersama orang-orang yang kita sayangi, apa yang kira-kira akan kita lakukan?
Apakah ini menjadi tahun
terakhir saya? Untuk melewatinya bersama orang-orang yang saya sayangi pun
menyayangi saya?
Saya tidak pernah tau.
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H”
No comments:
Post a Comment