Wednesday, June 24, 2015

Yang Ku Rindu (Part 2)


Baca
Part1
 ***
Tangannya terkulai begitu lemas. Matanya tak mampu terbuka lebar seperti dahulu. Nafasnya berhempus pelan dengan irama yang begitu lambat. Garis-garis pada wajahnya menyiratkan sebuah rasa sakit dan haus akan kekuatan. Nenek. Ia berbaring lemah pada kasur berukuran besar yang bisa ditempati oleh dua orang, mungkin juga tiga. Aku menatapnya penuh duka, raut wajahku langsung berubah saat itu juga. Ada rasa yang tak bisa kujelaskan melihat nenek dengan keadaan berbaring lemas seperti ini. Rasanya aku ingin mengajak nenek berdiri kemudian kami akan berjalan mengitari sekeliling rumah menatap bunga-bunga indah dengan rasa kepuasan tanpa rumput-rumput nakal. Tetapi tentu saja hal itu tidak mungkin aku lakukan. Tangan nenek saja terkulai begitu lemas, bagaimana dengan tubuhnya.

Ingin ku tarik lengan nenek, mengajaknya duduk di tepi tangga rumah menatap langit sembari menunggu kucing kesayangan pulang, Luca. Nenek sempat tertawa dengan nama Luca yang ku berikan itu, lucu katanya. Tetapi aku tidak pernah mengubah nama tersebut. Luca, cukup unik dan memiliki cerita sendiri. Konon, ku pikir Luca adalah seekor kucing jantan, namun setelah mengetahui beberapa pekan kemudian bahwa Luca memiliki 3 ekor anak, aku berpikir untuk mengubah namanya menjadi Luci. Itu seperti sebuah cerita dalam kemasan dongeng mungkin, tetapi nenek tetap memanggilya, Luca. Mungkin karena Luca sudah lebih dahulu melekat indah pada panggilan kucing dengan warna hitam orang dan putih itu. Jadi pada akhinya nama kucing tersebut tetaplah Luca, bukan Luci. Sekarang melihat kondisi nenek yang begitu rapuh, aku benar-benar ragu untuk mengajak nenek duduk di tangga. Meskipun Luca sudah tiada, mungkin kami bisa melihat kucing-kucing lain yang bertengger indah di halaman depan rumah.

Nafas nenek terasa begitu berat, sedangkan aku dan keluarga lainnya hanya bisa berdoa memohon kepada Sang Pemilik apapun di dunia ini untuk memberikan kesehatan serta yang terbaik buat nenek. Beberapa saat kemudian nenek batuk-batuk. Ibu ku segera mengambil beberapa tissue dan sebuah tempat untuk meletakkan tissue-tissue yang telah digunakan. Mata nenek tertutup sambil terbatuk. Aku sedih sendiri melihat rasa sakit yang nenek alami, bahkan batukpun ia tak mampu membuka kedua matanya. Sayang sekali nenek.


To be continued
#Fasting7

No comments:

Post a Comment