Pagi
menjelang siang yang belum cukup terik ini saya baru selesai menonton sebuah film
india. Bagian yang paling saya sukai adalah percakapan dua orang –Rajveer &
Harleen– tentang “suatu saat”. Sedikit sinopsisnya, Rajveer adalah seorang
pemuda yang bekerja pada negara namun ia juga dikenal sebagai pencuri dan
pembohong, meskipun faktanya ia lakukan itu semua demi negara. Sedangkan Harleen
adalah seorang wanita muda yang hidup hanya berdua bersama neneknya karena
kedua orang tuanya sudah meninggal.
Jadi,
pertemuan mereka terjebak tanpa sengaja pada sebuah restaurant saat Harleen mengikuti sebuah acara ‘Truelove’ di
mana seseorang akan menemukan calon teman
masa depannya. Harleen duduk menunggu seorang lelaki yang juga mengikuti ‘truelove’
tersebut bernama Vicky. Setelah melakukan beberapa misi, tanpa sengaja Rajveer
yang mampir ke restaurant tersebut mengisi kursi kosong di depan Harleen yaitu kursinya Vicky. Dan di
sanalah bagian yang paling saya suka, di mana percakapan tentang “suatu saat”
bermula. Mereka saling bertanya tentang kebiasaan yang dilakukan, traveling.
Harleen
menceritakan sedikit tentang kehidupannya. “Sejak itu sampai saat ini aku di
sini, tak pernah kemana-mana. Tapi suatu saat aku ingin berhenti bekerja dan
menjelajahi dunia. ‘suatu saat.’ Ya.”
“Tidakkah kau berpikir bahwa ‘suatu saat’mu
itu tak kan pernah ada? Hari ini nenekmu yang menjadi tanggung jawabmu, besok
suami mu, lusa anak-anakmu. Ku rasa kau harus melakukan apa yang kau inginkan
sekarang juga. Aku memperlakukan setiap hari seolah itu adalah hari terakhirku.
Jadi semua yang ku miliki adalah ‘suatu saat’. Hari saat kau daftar mimpi mu
adalah hari itu akan menjadi hari ‘suatu saat’ mu nanti.” Kata Rajveer pada
Harleen usai berbicara tentang impian Harleen, ‘suatu saat’.
Waw,
amazing. Saya tersihir oleh
percakapan mereka, tepatnya ketika Rajveer mengatakan makna ‘suatu saat’ itu
pada Harleen. Tiba-tiba saya jadi menggila sendiri dengan kata ‘suatu saat’, sampai
akhir film pun kata-kata itu terus diucap oleh mereka.
“Apa
suatu saat mu nanti?” tanya Harleen sambil menatap kedua bola mata Rajveer,
karena ia begitu yakin, meskipun setiap harinya Rajveer adalah ‘suatu saat’,
pasti ada ‘suatu saat’ yang benar-benar berarti buatnya.
“Rumah.”
Jawab Rajveer.
Di
akhir film setelah Rajveer melewati misi-misinya dengan berbagai lika-liku –tentu
saja bersama Harleen– ia pun menemukan ‘suatu saat’ miliknya, yaitu pulang ke rumah. Mereka memulai percakapan
penutupan.
“Jadi
sekarang apa?” tanya Harleen
“Hanya
ada satu yang tersisa.” Jawab Rajveer penuh percaya diri.
“Apa?”
“Bang-bang.”
Ya,
film ini berjudul “Bang-Bang.” Sudah cukup lama, keluaran 2014. Saya baru meng-copy-nya dari teman beberapa pekan lalu sebelum
liburan, dan baru pagi ini bisa menikmatinya. And I’m still feel amazed.
#Fasting8
No comments:
Post a Comment