Monday, June 29, 2015

Mimpi (Tidak) Samadengan Mati






Andrea Hirata, tanpa ragu saya akan bilang dia benar-benar seorang penulis hebat. Kagum padanya. Jalan hidupnya benar-benar seperti quote pada gambar di atas.
“Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati –Arai.”

Cerita dalam bukunya menguak tentang mimpi, tentang  mimpi-mimpi yang kelak berubah menjadi sebuah kenyataan. Ia percaya pada mimpi, tokoh-tokoh dalam bukunya juga percaya dengan mimpi. Kenapa? karena bagi mereka tanpa mimpi diri seakan mati. Sometime, I believe it.

Saya menemukan sebuah quote lainnya.

“Seberapa indah mimpi, jika tetap mimpi?”

Saya hanya bisa tersadar, begitu banyak tumpukan mimpi saya yang kemudian hanya menjadi mimpi belaka, menjadi kertas-kertas coretan yang tidak berguna. Entahlah. Berbicara lelah? Saya sudah begitu lelah, tetapi saya selalu ingin bangkit. Mungkin karena saya masih mempunyai harapan. Kelak, saya benar-benar akan berada pada titik itu, titik yang telah ditemui oleh para pemimpi, kesuksesan.

Hari ini, genap sudah. Dari 8 mimpi saya berminggu-minggu yang lalu hanya satu yang memenuhi ekspektasi. Beginilah, dan saya harus tetap bersyukur. Kenapa? karena Tuhan masih memberikan keadilan buat saya, dibalik ketidakadilah orang-orang di luar sana. Saya hanya percaya, seperti modal-modal para pemimpi “believe it and do it”.

Jadi di sinilah saya, sedang mencoba merangkai mimpi-mimpi baru. Mimpi-mimpi yang sederhana mungkin, dan setelah itu believe it and do it.

Come on, buat kita semua para pemimpi, bermimpilah. Mungkin benar, seberapa indah mimpi itu jika hanya sebuah mimpi apa artinya? Tapi percayalah, orang-orang di luar sana lahir dengan mimpi. Wujudkan semua mimpimu setidaknya 1 dari 100 mimpi itu bisa menolong kita dari rasa ‘ketidakadilan dunia’.

#Fasting12

No comments:

Post a Comment