Hay cantik
Apa kabar?
Sehat? Semakin sehat?
Bagaimana kebahagiaanmu hari
ini? Cukup sempurna?
Apakah orang-orang
sekelilingmu memberi sebuah kejutan? Atau mungkin memberi banyak kejutan?
Semoga itu semua bisa membuatmu
lebih bahagia ya.
Rasanya, saya sedikit
canggung, bingung harus memulai tulisan ini dari mana. Apakah basa basi saya
diawal membuatmu ‘enek’?
Sudahlah, lupakan saja. Itu
hanya sinkronisasi masalah waktu dan perasaan saya saja, mungkin.
11 mei 2015.
Umurmu genap 20 tahun, alhamdulillah.
Syukur kepada Tuhan yang telah membuatmu tetap dapat melihat keindahan dunia
ini, bertemu orang-orang yang menyayangimu tentu saja. Bertemu serpihan hati
yang pernah mengisi setiap canda serta tangisanmu mungkin, seperti saya.
Pantaskah itu disebut sebuah anugerah?
Hey.
Apakah kamu sudah menerima
paket kotak ungu tersebut?
Bagaimana?
Saya ingin tahu sedikit
cerita saat kamu menerimanya. Coba ceritakan. Saya menunggu telfon atau pesan
dari mu ya.
Setelah tulisan terakhir
saya tentang kamu, pada tulisan kali ini (yang masih tentang kamu) saya merasa
ada sedikit rasa canggung. Benarkah? Saya takut harus menulis tentang gambaran
perasaan saya saat ini atau harus menulis gambaran tentang mu. Rasanya,
puing-puing kenangan itu kembali melambung-melambung dalam tempat memori
tertinggi saya. Ada rasa penyesalan, rasa sakit, semuanya teraduk-aduk dalam
mangkuk bernama ‘perasaan’. Yaa, all is
well.
Saya harap, bagaimanapun
nanti perjalanan kita, kita tidak akan saling melupakan pada akhirnya. Meski
kenangan-kenangan yang pernah kita lewati mungkin akan bergerak perlahan
mundur, tergantikan oleh hal-hal baru yang lebih berwarna. Tetapi setidaknya,
kita tidak saling melupakan. Ya, melupakan bukanlah hal yang mudah, tetapi
tekadang bisa menjadi begitu mudah.
Saya takut ketika harus
merasakan sebuah ‘kehilangan’. Meskipun pada akhirnya orang-orang yang merasa
kehilangan akan kembali bangkit, baik itu dalam waktu singkat ataupun tidak.
Begitupun saya. Sebuah kehilangan bukan akhir dari sebuah hidupkan? Tetapi,
jika tanpa kehilangan kita masih tetap bisa berjalan, kenapa harus ada sebuah
‘kehilangan’? bukankan Tuhan lebih suka jika hambaNya tetap menjalin
silaturrahmi.
Sudah hampir 2 tahun kita
menjalin hubungan jarak jauh ya.
?
Oke jangan bingung dulu,
saya akan memperjelas semuanya. Ini hanyalah hubungan antara 2 sahabat yang
saling menyayangi, yang mencoba tetap berada disisi salah satunya ketika
masa-masa terberat sekalipun.
Berbicara masalah waktu,
bolehkan saya sedikit berkelana pada waktu-waktu sebelum 2 tahun terakhir ini?
Ya, tentu saja (jawab mu).
Saya rindu ketika langkah
kaki saya bergerak menuju kamar terujung pada sebuah asrama. Menyibak
pernak-pernik yang tergantung di depan pintu, sedetik kemudian saya akan
melihat sosok dengan tawa ringan di atas tempat tidur. Saya kembali melangkah, menjatuhkan
tubuh pada kasur dengan seprai merah yang cukup berantakan.
Menggulingkan-gulingkan badan ke sisi kiri dan kanan menambah serak pada kasur
mu. Kemudian kamu akan mencubit sedikit bagian tubuh saya yang kelebihan lemak
sambil tertawa memamerkan lesung pipit mu yang menawan. Hal selanjutnya, kita akan
saling bercerita, apa saja, ya, apa saja yang bisa kita ceritakan. Saat itu,
cerita-cerita kita terlalu banyak, kemudian bingung harus membagi waktu untuk
cerita mu kapan dan cerita saya kapan. Tetapi, kita memiliki waktu dan tempat
yang istimewa. Malam hari di balkon kamar E-6, kamar saya tentu saja. Ya,
kelebihan kamar E-6 itu adalah memiliki balkon yang bisa melihat langit malam
dengan bintang bulannya yang super sekali, apalagi sambil bercerita bersama
orang terbaik dalam hidupmu.
Saya masih ingat, ketika
tangismu pecah pada suatu malam, dan kita sedang duduk bercerita di tangga
dalam asrama. Saya memelukmu, mencoba meringankan sedikit bebanmu. Kemudian
kamu berkata bahwa saya memiliki naluri ‘keibuan’ yang bisa menguapkan sedikit
masalah-masalahmu. Saat itu saya hanya tertawa dan bertanya-tanya. Naluri
‘keibuan’ dari sisi mana yang kamu lihat pada diri saya? Saya hanya bisa
memelukmu, mencoba menenangkan sedikit kegundahan hatimu. Kau tau, seorang
sahabat pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan pada mu
saat itu. Saya akan senang jika sampai saat ini masih bisa melakukan hal yang
sama. Kita duduk pada suatu tempat, kemudian saling mencurahkan semua rasa yang
membuat selera makan berkurang. Jika ingin menangis, kita tinggal menangis
saja, kemudian salah satu dari kita akan memeluk duluan dan menenangkan satu
lainnya.
Terlalu banyak cerita,
terlalu banyak kenangan selama 3 tahun berada pada atap yang sama meskipun
berbeda kamar. Lucunya, kita adalah orang-orang baik yang dibuat menjadi
bermasalah ya. Lucu sekali jika mengingat semua itu kembali. Melihat
orang-orang dengan keegoisannya yang tidak suka pada kita, menatap satu persatu
wajah yang hanya melirik dengan ekor mata. Kita sudah melewatinya bersama saat
itu. Sekarang, tinggal bagaimana kita menata semua kenangan itu. Ingin menaruh
semuanya pada tempat yang seperti apa?
Saya pikir, tempat
“persahabatan” lebih cocok untuk meletakkan semua kenangan itu. Bagaimana
denganmu?
Hey sahabat yang masih
menjadi senja indah buat saya.
Selamat bertambah umur
menjadi 20 tahun ya. Akhirnya semakin berajak dewasa. Apakah wajahmu masih
seimut dahulu? Ini sudah tahun ke-20 mu loh. Bagaimana lesung pipit mu? Pasti
masih seindah dahulu.
Saya rindu kamu.
Selamat ulang tahun, Ela
Your (best)
friend
No comments:
Post a Comment