Monday, May 11, 2015

Happy birthday, My Girl

Hay cantik
Apa kabar?
Sehat? Semakin sehat?
Bagaimana kebahagiaanmu hari ini? Cukup sempurna?
Apakah orang-orang sekelilingmu memberi sebuah kejutan? Atau mungkin memberi banyak kejutan?
Semoga itu semua bisa membuatmu lebih bahagia ya.

Rasanya, saya sedikit canggung, bingung harus memulai tulisan ini dari mana. Apakah basa basi saya diawal membuatmu ‘enek’?
Sudahlah, lupakan saja. Itu hanya sinkronisasi masalah waktu dan perasaan saya saja, mungkin.

11 mei 2015.
Umurmu genap 20 tahun, alhamdulillah. Syukur kepada Tuhan yang telah membuatmu tetap dapat melihat keindahan dunia ini, bertemu orang-orang yang menyayangimu tentu saja. Bertemu serpihan hati yang pernah mengisi setiap canda serta tangisanmu mungkin, seperti saya. Pantaskah itu disebut sebuah anugerah?

Hey.
Apakah kamu sudah menerima paket kotak ungu tersebut?
Bagaimana?
Saya ingin tahu sedikit cerita saat kamu menerimanya. Coba ceritakan. Saya menunggu telfon atau pesan dari mu ya.

Setelah tulisan terakhir saya tentang kamu, pada tulisan kali ini (yang masih tentang kamu) saya merasa ada sedikit rasa canggung. Benarkah? Saya takut harus menulis tentang gambaran perasaan saya saat ini atau harus menulis gambaran tentang mu. Rasanya, puing-puing kenangan itu kembali melambung-melambung dalam tempat memori tertinggi saya. Ada rasa penyesalan, rasa sakit, semuanya teraduk-aduk dalam mangkuk bernama ‘perasaan’. Yaa, all is well.

Saya harap, bagaimanapun nanti perjalanan kita, kita tidak akan saling melupakan pada akhirnya. Meski kenangan-kenangan yang pernah kita lewati mungkin akan bergerak perlahan mundur, tergantikan oleh hal-hal baru yang lebih berwarna. Tetapi setidaknya, kita tidak saling melupakan. Ya, melupakan bukanlah hal yang mudah, tetapi tekadang bisa menjadi begitu mudah.

Saya takut ketika harus merasakan sebuah ‘kehilangan’. Meskipun pada akhirnya orang-orang yang merasa kehilangan akan kembali bangkit, baik itu dalam waktu singkat ataupun tidak. Begitupun saya. Sebuah kehilangan bukan akhir dari sebuah hidupkan? Tetapi, jika tanpa kehilangan kita masih tetap bisa berjalan, kenapa harus ada sebuah ‘kehilangan’? bukankan Tuhan lebih suka jika hambaNya tetap menjalin silaturrahmi.

Sudah hampir 2 tahun kita menjalin hubungan jarak jauh ya.
?
Oke jangan bingung dulu, saya akan memperjelas semuanya. Ini hanyalah hubungan antara 2 sahabat yang saling menyayangi, yang mencoba tetap berada disisi salah satunya ketika masa-masa terberat sekalipun.
Berbicara masalah waktu, bolehkan saya sedikit berkelana pada waktu-waktu sebelum 2 tahun terakhir ini? Ya, tentu saja (jawab mu).

Saya rindu ketika langkah kaki saya bergerak menuju kamar terujung pada sebuah asrama. Menyibak pernak-pernik yang tergantung di depan pintu, sedetik kemudian saya akan melihat sosok dengan tawa ringan di atas tempat tidur. Saya kembali melangkah, menjatuhkan tubuh pada kasur dengan seprai merah yang cukup berantakan. Menggulingkan-gulingkan badan ke sisi kiri dan kanan menambah serak pada kasur mu. Kemudian kamu akan mencubit sedikit bagian tubuh saya yang kelebihan lemak sambil tertawa memamerkan lesung pipit mu yang menawan. Hal selanjutnya, kita akan saling bercerita, apa saja, ya, apa saja yang bisa kita ceritakan. Saat itu, cerita-cerita kita terlalu banyak, kemudian bingung harus membagi waktu untuk cerita mu kapan dan cerita saya kapan. Tetapi, kita memiliki waktu dan tempat yang istimewa. Malam hari di balkon kamar E-6, kamar saya tentu saja. Ya, kelebihan kamar E-6 itu adalah memiliki balkon yang bisa melihat langit malam dengan bintang bulannya yang super sekali, apalagi sambil bercerita bersama orang terbaik dalam hidupmu.

Saya masih ingat, ketika tangismu pecah pada suatu malam, dan kita sedang duduk bercerita di tangga dalam asrama. Saya memelukmu, mencoba meringankan sedikit bebanmu. Kemudian kamu berkata bahwa saya memiliki naluri ‘keibuan’ yang bisa menguapkan sedikit masalah-masalahmu. Saat itu saya hanya tertawa dan bertanya-tanya. Naluri ‘keibuan’ dari sisi mana yang kamu lihat pada diri saya? Saya hanya bisa memelukmu, mencoba menenangkan sedikit kegundahan hatimu. Kau tau, seorang sahabat pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan pada mu saat itu. Saya akan senang jika sampai saat ini masih bisa melakukan hal yang sama. Kita duduk pada suatu tempat, kemudian saling mencurahkan semua rasa yang membuat selera makan berkurang. Jika ingin menangis, kita tinggal menangis saja, kemudian salah satu dari kita akan memeluk duluan dan menenangkan satu lainnya.

Terlalu banyak cerita, terlalu banyak kenangan selama 3 tahun berada pada atap yang sama meskipun berbeda kamar. Lucunya, kita adalah orang-orang baik yang dibuat menjadi bermasalah ya. Lucu sekali jika mengingat semua itu kembali. Melihat orang-orang dengan keegoisannya yang tidak suka pada kita, menatap satu persatu wajah yang hanya melirik dengan ekor mata. Kita sudah melewatinya bersama saat itu. Sekarang, tinggal bagaimana kita menata semua kenangan itu. Ingin menaruh semuanya pada tempat yang seperti apa?

Saya pikir, tempat “persahabatan” lebih cocok untuk meletakkan semua kenangan itu. Bagaimana denganmu?

Hey sahabat yang masih menjadi senja indah buat saya.
Selamat bertambah umur menjadi 20 tahun ya. Akhirnya semakin berajak dewasa. Apakah wajahmu masih seimut dahulu? Ini sudah tahun ke-20 mu loh. Bagaimana lesung pipit mu? Pasti masih seindah dahulu.
Saya rindu kamu.


Selamat ulang tahun, Ela

Your (best) friend

No comments:

Post a Comment