“Setiap kita punya
teman yang mengaku sahabat, suatu ketika, mereka akan terlihat seperti orang
lain”
-Sam,
catatan akhir kuliah-
***
Suatu ketika seekor kadal
terjepit pada sebuah tumpukan kayu. Ia tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ekornya
semakin ciut dan mengeluarkan sedikit cairan yang membuatnya merasa tambah
sakit. Dari balik semak, munculah seekor kancil yang baru saja melintasi sungai
untuk minum. Mendengar isakan tangis sang kadal, sang kancil menghampiri
tumpukan kayu tersebut. Dilihatnya kadal tersebut merintih kesakitan berusaha
mengangkat beban kayu yang begitu besar untuk menarik ekor mungilnya yang
terjepit. Tanpa menunggu permintaan tolong kadal tersebut, kancil langsung
menendang-nendang tumpukan kayu yang lain. Perlahan, beban kayu yang menjepit
ekor kadal jatuh dan kadalpun terlepas dari jeratan kayu yang nyaris
membunuhnya. Beribu ucapan terimakasih kadal ucapkan kepada kancil karena telah
membantunya. Sang kancil hanya teesenyum dan berkata bahwa sudah seharusnya ia
melakukan hal tersebut, karena mereka berteman. Kemudian kancil mengajak kadal
menuju tepi sungai untuk mencuci lukanya. Setelah itu kancil memetik beberapa
daun hijau dan kemudian membalut ekor kadal dengan daun yang ia yakini bisa
mengobati luka tersebut. Kadal mengucapkan terimakasih kembali kepada kancil. Dan
kancil masih tersenyum sambil mengatakan hal yang sama, bahwa sudah semestinya
ia melakukan hal tersebut karena mereka berteman.
Selang beberapa minggu kemudian. Kancil mengitari tepi sungai sambil mencari makanan untuk mengganjal perutnya
yang lapar. Dalam perjalanan, tiba-tiba ia jatuh tersungkur pada sebuah lubang
sehingga kedua kakinya tenggelam dalam tanah. Tangannya berusaha mengangkat tubuhnya keluar dari lubang.Tubuhnya terjepit ranting-ranting
pada semak di tanah. Tetes demi tetes darah mengalir perlahan dari sisi lengan kiri
tubuh kancil akibat luka dari ranting. Kakinya yang terjerat dalam lubang
mencoba menggapai sesuatu. Tetapi berulang kali ia mencoba usahanya tidak membuahkan
hasil.
Beberapa saat kemudian. . .
Kancil sudah tidak bernafas lagi.
***
Ada hal-hal yang tidak
pernah bisa kita pastikan. Hidup bisa saja dimulai dari “A” namun belum tentu
akan berakhir dengan “Z”. Begitupun orang-orang disekitarmu. Mereka bisa saja
hadir dalam keadaan sebaik apapun, tetapi belum tentu bisa tetap bertahan dalam
keadaan yang bagaimanapun. Hidup tidak pernah jauh dari “kedatangan dan
kepergian”. Semua bisa saja sama dalam satu waktu, tetapi tidak ada yang bisa
menjamin semua yang sama akan tetap sama hingga waktu berakhir. Hidup tidak
memperjuangkan hidupnya, kitalah yang memperjuangkan hidup ini.
No comments:
Post a Comment