Thursday, March 19, 2015

Masih

Ku pikir sudah tidak ada lagi ruang untuk kita berteduh dari derasnya hujan. Tetapi ternyata kau ciptakan ruang untuk kita, untuk menepikan segala luka, untuk menyita segala waktu yang terbuang sia-sia, untuk cinta yang sempat ber-pause oleh waktu. Ku pikir derasnya hujan akan berhenti dalam waktu dekat. Lalu ku tatap langit, ia masih mendung. Ku coba meraih payung beralaskan pelangi, namun payung tersebut sudah tiada dan hujan masih jatuh dengan syahdu. Tetapi ternyata, kau menyimpan sejuta payung beralaskan matahari. Kau berikan padaku satu untuk menahan percikan hujan yang membuatku basah dan kedinginan. Kau bilang, kau siap memberikan payung-payung lainmu kapanpun aku membutuhkannya. Ku pikir hujan sudah reda, seberkas sinar matahari muncul dari balik awan mendung bertinta kelabu. Ku lepas payung yang sejak tadi bertengger indah menjagaku dari basahnya hujan. Tetapi semenit kemudian hujan kembali menghiasi langit berawan kelabu. Aku ingat, meninggalkan payung yang kau berikan di tempat perteduhan kita. Ragu ingin kembali atau mencari tempat teduh terdekat. Tetapi tanpa pernah ku duga, kau datang membawa sepasang payung beralaskan matahari dan pelangi, memberikannya untukku. Kau pasang selapis jaket yang berhiaskan langit biru dan awan putih di tubuhku, begitu hangat. Tanganmu menggenggam erat tanganku, mengajakku kembali pada tempat perteduhan yang ternyata begitu ku rindukan.
Kau masih kembali. Tidak pernah menyerah.

No comments:

Post a Comment