Yang namanya
"nyaman" selalu jadi masalah utama untuk bisa bertahan. Karena nyaman
bukan cuma sekedar keloyalan untuk menentukan tingkat kualitas hidup, nyaman
lebih dari pada ketika kamu kewalahan mencari setetes air untuk bertahan hidup.
Kau benar, bahwa nyaman bisa selalu membuat orang lupa. Lupa bahwa indahnya sunset adalah perjuangan sunrise yang bahkan menahan sakit meski dicaci oleh manusia.
Kau benar,
bahwa tanpa kenyamanan, sunset yang
indah itu hanyalah sepenggal cahaya yang akan hilang tanpa arti.
Jadi,
seberapa besar arti “kenyamanan”
buatmu?
Buat saya, nyaman itu seperti kopi dalam cangkir teh. Meskipun cangkirnya milik teh, selama kopi itu nyaman berada di dalamnya kenapa tidak. Karena, tidak ada yang bisa menghalangi kenyamanan dalam hidup ini bukan. Jadi buat saya, apapun masalah yang sedang dihadapi, selagi masih ada kenyamanan disisinya, tidak pernah ada kata menyerah.
Lucunya, setiap kali berusaha menguatkan diri bahwa sesuatu tanpa kenyamanan ini akan berakhir nyaman, lagi-lagi saya harus menangis. Kenapa?
I need a comfort, really.
Jika kamu berada di tengah orang-orang yang bukan kamu, yang enggan melirikmu hanya untuk sesaat, yang tidak peka atas kehadiranmu, yang sama sekali tidak membuatmu nyaman. Haruskah kamu bertahan di dalamnya? Atau berlari dan mencari kenyamanan lain?
“Karena nyaman bisa selalu membuatmu lupa akan kesedihan”
Kalau sendiri –dan
terlepas dari itu semua– bisa membuatmu nyaman, kenapa harus bertahan? Seperti itukah?
No comments:
Post a Comment