27 Februari 2015
Dear kakak
Kemarin (27 feb) kakak
menggenggam umur 24 tahun. Apa rasanya kak? Mungkin 24 tahun adalah umur yang
sangat berarti buat kakak, kakak semakin dewasa dari tahun kemarin. Itu terbukti
dari beberapa nasihat kakak untuk saya, terimakasih kak. Tahun kemarin, saya
masih ingat, kak. Kekonyolan saya membuat kejutan hadiah untuk kakak, main
umpet-umpetan kado kemudian ada beberapa teka-teki yang harus kakak jawab untuk
menemukan sebuah kado mini yang sampai hari ini masih bisa dipandang oleh mata.
Tahun (kemarin) itu rasanya kakak belum sedewasa ini dan tentu saja belum
sehebat yang saya lihat ketika kakak pulang dan memeluk saya. Saya rindu, kak,
seperti tahun-tahun sebelumnya di mana kita masih saling memperebutkan hal-hal
kecil, memperdebatkan siapa yang terlebih dahulu harus masuk ke kamar mandi,
berlarian siapa yang lebih dahulu bisa mencium kening Mamak, saya rindu melakukan hal
yang sama sekali tidak dewasa itu kak. Saya rindu, terlebih lagi ketika kakak harus
pergi meninggalkan rumah demi memenuhi pekerjaan kakak di luar kota.
Saya sendiri, kak. Tidak ada yang menemani saya meributkan hal-hal
kecil seperti menyapu kamar, mematikan lampu tidur, memasak indomie yang Bapak
inginkan, banyak hal yang saya lewati sekarang sendiri tanpa kakak.
Saya sendiri,
kak. Ketika kakak tidak ada di rumah, saya bebas masuk ke kamar mandi semau
saya tanpa harus berdebat siapa yang lebih dulu harus masuk kamar mandi atau
siapa yang lebih dulu harus mandi (karena sedang malas mandi). Bahkan ketika
azan magrib berkumandangpun, kita masih terus ribut memperdebatkan siapa yang
lebih dulu mengambil wudhu.
Saya sendiri,
kak. Ketika harus memeluk Mamak dan mencium keningnya baik itu sebelum tidur
atau ketika ingin pergi. Padahal dulu kita sering berlomba siapa lebih dulu
mencium kening Mamak dan siapa yang paling lama bertahan berpelukan dengannya.
Kak, saya rindu
seperti beberapa tahun lalu. Saya rindu harus melakukan hal kekanak-kanakan itu
berdua sama kakak.
(tetapi sekarang kakak sudah semakin dewasa)
(tetapi sekarang kakak sudah semakin dewasa)
Saya rindu, kak. Ketika
kamar berlatar merah muda dengan ukuran sedang ini harus saya tempati sendiri
semenjak kakak pergi, hampa rasanya. Di mana tempat tidur lebar untuk dua orang
ini harus saya tempati sendiri setiap malamnya, tanpa ada kakak di samping saya
yang sering menarik selimut hingga saya tidak mendapatkan bagiannya namun juga
yang diam-diam sering menyelimuti saya
ketika tengah malam kakak terbangun dan melihat saya kedinginan. Kamar ini
begitu sepi kak, juga berantakan tanpa kakak yang setiap hari mengomel pada
saya untuk merapikan ini itu. Mading di sisi kanan tempat tidur juga terlihat
sepi tanpa ada kertas-kertas yang hampir setiap harinya kakak ganti dengan
kertas-kertas coretan, catatan penting pun kertas warna berukuran persegi
dengan kutipan kata-kata mutiara.
Saya masih rindu
dengan kakak.
Bahkan ketika
kakak pulang kemarin pun dan memeluk saya, rasanya asa ini masih ingin terus
memeluk kakak.
Happy birthday
kak.
24 tahun bukan lagi
masanya kakak harus bersikap kekanak-kanakan seperti tahun-tahun kemarin bukan?
Selamat bertambah dewasa ya, kak. Saya ingin yang terbaik buat kakak meski tidak
selalu ada di sisi kakak. Seorang adik pasti menginginkan yang terbaik
dari segala yang terbaik untuk sang kakak bukan? Jadi inilah doa dan harapan
saya untuk kakak.
Semoga semua apa
yang pernah menjadi bagian dari dalam hidup kakak akan selalu tumbuh, tidak
pernah mati walaupun kekeringan mencaci maki setiap perkataan kakak, dan badai
selalu berusaha membuat apa yang sudah kakak pertahankan selama ini menjadi
sia-sia. Hidup selalu bersandiwara dengan cobaan, kak. Pada satu masa, cobaan
bisa menghempaskan kakak jatuh ke dalam jurang. Namun, jangan pernah menyerah
kak, lawanlah itu semua, pun jika kakak terlanjur jatuh dalam jurang tersebut,
maka bangkitlah. Raih kembali pelangi indah di sudut langit itu, kak. Saya
percaya, pelangi itu penuh harap melihat kakak bisa bangkit dari segala
masalah, dan burung-burung itu, lihatlah mereka saling merangkul mencoba
memberi semangat buat kakak. Jangan pernah menyerah ya, kakak.
Mamak, bapak, dan
saya selalu berdoa yang terbaik untuk kakak. Berharap kakak akan selalu berada
dalam lindungan Tuhan meski kita saling berjauhan tanpa berada di sebuah atap
yang sama. Doa-doa kami semua selalu menyertai kebagiaan seorang anak dari Mamak
dan Bapak dan seorang Kakak dari Adik yang sangat menyayangi kakaknya. We understand each other, sis.
Kak, selamat
bertambah umur menjadi 24 tahun ya.
Bagaimana kejutan
ketika malam kakak pulang ke rumah? Berhasilkah itu membuat kakak bahagia dan
merasa begitu nyaman di rumah? Saya sudah tau persis jawabannya kak. Saya
senang bisa melakukan hal tersebut untuk kakak. Kenapa? Karena saya selalu
berharap kakak pulang dengan wajah seceria dan sebahagia tadi malam (kemudian
berpelukan). Karena di balik itu semua, percayalah, adikmu yang selalu membuat
mu kesal dan ingin marah itu begitu sayang padamu. Bahkan dia rela meninggalkan
hal penting lain buatnya demi seorang kakak. Kenapa? karena ia hanya memiliki satu orang kakak terbaik buatnya. Kamu,
kak.
Jadi, bagaimana
pengalaman diumur yang baru memasuki 24 tahun ini, kak? Oya, saya ingat cerita
semalam tentang kakak yang dikerjain oleh teman-temannya. Jujur, bercampur aduk
perasaan saya mendengar cerita kakak, antara jahil dan jahat (meskipun berhuruf
awal sama namun memiliki makna yang beda, tetapi tetap bisa menyatu). Ada juga
cerita tentang teman-teman kakak yang lainnya. Saya sangat senang dan
bersyukur, juga berterimakasih kepada teman-teman kakak yang sudah membuat
senyum kakak saya begitu mekar diusianya yang 24 tahun ini. Karena saya tau,
tanpa bagian-bagian hidup seorang teman ataupun yang lebih akrab disebut
'sahabat', hidup ini tidak akan ada apa-apanya. Siapa yang bisa mengerti kakak
ketika saya, Mamak dan Bapak sibuk dengan urusan masing-masing? Pasti teman-teman
terbaik kakak. Siapa yang bisa mendengar keluh kesah kakak ketika saya, Mamak
dan Bapak tidak sempat bertanya tentang ‘bagaimana hari kakak hari ini?’, tentu
saja teman-teman kakak yang tiada duanya –bisa setia berada di sisi kakak sampai saat ini. Jadi,
saya sangat berterima kasih untuk teman-teman kakak, yang sejauh ini tidak
pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.
Terimakasih juga
untuk partai kecil sepupu-sepupu kece saya, yang sudah membantu menyiapkan
kejutan untuk kakak sejak kemarin. Acara kejutannya berasa seperti
dihotel-hotel bintang 5 karena kalian semua. Bahkan saya pikir lebih dari itu. Kenapa?
karena yang terpenting buat saya bukan semewah apa cake maupun hiasan serta keramaian lain-lainnya, tetapi momen
kebersamaan serta kebahagiaan yang paling utama. And I feel it last night.
Selamat ulang
tahun, kakak. I love you, kak.
Adikmu, yang sempat menangis menulis tulisan ini, untuk
salah satu orang yang dicintainya dalam hidup. Kamu, kakak.
No comments:
Post a Comment