Saturday, February 28, 2015

Kakak




27 Februari 2015

Dear kakak
Kemarin (27 feb) kakak menggenggam umur 24 tahun. Apa rasanya kak? Mungkin 24 tahun adalah umur yang sangat berarti buat kakak, kakak semakin dewasa dari tahun kemarin. Itu terbukti dari beberapa nasihat kakak untuk saya, terimakasih kak. Tahun kemarin, saya masih ingat, kak. Kekonyolan saya membuat kejutan hadiah untuk kakak, main umpet-umpetan kado kemudian ada beberapa teka-teki yang harus kakak jawab untuk menemukan sebuah kado mini yang sampai hari ini masih bisa dipandang oleh mata. Tahun (kemarin) itu rasanya kakak belum sedewasa ini dan tentu saja belum sehebat yang saya lihat ketika kakak pulang dan memeluk saya. Saya rindu, kak, seperti tahun-tahun sebelumnya di mana kita masih saling memperebutkan hal-hal kecil, memperdebatkan siapa yang terlebih dahulu harus masuk ke kamar mandi, berlarian siapa yang lebih dahulu bisa mencium kening Mamak, saya rindu melakukan hal yang sama sekali tidak dewasa itu kak. Saya rindu, terlebih lagi ketika kakak harus pergi meninggalkan rumah demi memenuhi pekerjaan kakak di luar kota.

Saya sendiri, kak.  Tidak ada yang menemani saya meributkan hal-hal kecil seperti menyapu kamar, mematikan lampu tidur, memasak indomie yang Bapak inginkan, banyak hal yang saya lewati sekarang sendiri tanpa kakak.
Saya sendiri, kak. Ketika kakak tidak ada di rumah, saya bebas masuk ke kamar mandi semau saya tanpa harus berdebat siapa yang lebih dulu harus masuk kamar mandi atau siapa yang lebih dulu harus mandi (karena sedang malas mandi). Bahkan ketika azan magrib berkumandangpun, kita masih terus ribut memperdebatkan siapa yang lebih dulu mengambil wudhu.
Saya sendiri, kak. Ketika harus memeluk Mamak dan mencium keningnya baik itu sebelum tidur atau ketika ingin pergi. Padahal dulu kita sering berlomba siapa lebih dulu mencium kening Mamak dan siapa yang paling lama bertahan berpelukan dengannya.

Kak, saya rindu seperti beberapa tahun lalu. Saya rindu harus melakukan hal kekanak-kanakan itu berdua sama kakak. 

(tetapi sekarang kakak sudah semakin dewasa)

Saya rindu, kak. Ketika kamar berlatar merah muda dengan ukuran sedang ini harus saya tempati sendiri semenjak kakak pergi, hampa rasanya. Di mana tempat tidur lebar untuk dua orang ini harus saya tempati sendiri setiap malamnya, tanpa ada kakak di samping saya yang sering menarik selimut hingga saya tidak mendapatkan bagiannya namun juga yang  diam-diam sering menyelimuti saya ketika tengah malam kakak terbangun dan melihat saya kedinginan. Kamar ini begitu sepi kak, juga berantakan tanpa kakak yang setiap hari mengomel pada saya untuk merapikan ini itu. Mading di sisi kanan tempat tidur juga terlihat sepi tanpa ada kertas-kertas yang hampir setiap harinya kakak ganti dengan kertas-kertas coretan, catatan penting pun kertas warna berukuran persegi dengan kutipan kata-kata mutiara.

Saya masih rindu dengan kakak.

Bahkan ketika kakak pulang kemarin pun dan memeluk saya, rasanya asa ini masih ingin terus memeluk kakak.

Happy birthday kak.
24 tahun bukan lagi masanya kakak harus bersikap kekanak-kanakan seperti tahun-tahun kemarin bukan? Selamat bertambah dewasa ya, kak. Saya ingin yang terbaik buat kakak meski tidak selalu ada di sisi kakak. Seorang adik pasti menginginkan yang terbaik dari segala yang terbaik untuk sang kakak bukan? Jadi inilah doa dan harapan saya untuk kakak.

Semoga semua apa yang pernah menjadi bagian dari dalam hidup kakak akan selalu tumbuh, tidak pernah mati walaupun kekeringan mencaci maki setiap perkataan kakak, dan badai selalu berusaha membuat apa yang sudah kakak pertahankan selama ini menjadi sia-sia. Hidup selalu bersandiwara dengan cobaan, kak. Pada satu masa, cobaan bisa menghempaskan kakak jatuh ke dalam jurang. Namun, jangan pernah menyerah kak, lawanlah itu semua, pun jika kakak terlanjur jatuh dalam jurang tersebut, maka bangkitlah. Raih kembali pelangi indah di sudut langit itu, kak. Saya percaya, pelangi itu penuh harap melihat kakak bisa bangkit dari segala masalah, dan burung-burung itu, lihatlah mereka saling merangkul mencoba memberi semangat buat kakak. Jangan pernah menyerah ya, kakak.

Mamak, bapak, dan saya selalu berdoa yang terbaik untuk kakak. Berharap kakak akan selalu berada dalam lindungan Tuhan meski kita saling berjauhan tanpa berada di sebuah atap yang sama. Doa-doa kami semua selalu menyertai kebagiaan seorang anak dari Mamak dan Bapak dan seorang Kakak dari Adik yang sangat menyayangi kakaknya. We understand each other, sis.

Kak, selamat bertambah umur menjadi 24 tahun ya.
Bagaimana kejutan ketika malam kakak pulang ke rumah? Berhasilkah itu membuat kakak bahagia dan merasa begitu nyaman di rumah? Saya sudah tau persis jawabannya kak. Saya senang bisa melakukan hal tersebut untuk kakak. Kenapa? Karena saya selalu berharap kakak pulang dengan wajah seceria dan sebahagia tadi malam (kemudian berpelukan). Karena di balik itu semua, percayalah, adikmu yang selalu membuat mu kesal dan ingin marah itu begitu sayang padamu. Bahkan dia rela meninggalkan hal penting lain buatnya demi seorang kakak. Kenapa? karena ia hanya memiliki satu orang kakak terbaik buatnya. Kamu, kak.

Jadi, bagaimana pengalaman diumur yang baru memasuki 24 tahun ini, kak? Oya, saya ingat cerita semalam tentang kakak yang dikerjain oleh teman-temannya. Jujur, bercampur aduk perasaan saya mendengar cerita kakak, antara jahil dan jahat (meskipun berhuruf awal sama namun memiliki makna yang beda, tetapi tetap bisa menyatu). Ada juga cerita tentang teman-teman kakak yang lainnya. Saya sangat senang dan bersyukur, juga berterimakasih kepada teman-teman kakak yang sudah membuat senyum kakak saya begitu mekar diusianya yang 24 tahun ini. Karena saya tau, tanpa bagian-bagian hidup seorang teman ataupun yang lebih akrab disebut 'sahabat', hidup ini tidak akan ada apa-apanya. Siapa yang bisa mengerti kakak ketika saya, Mamak dan Bapak sibuk dengan urusan masing-masing? Pasti teman-teman terbaik kakak. Siapa yang bisa mendengar keluh kesah kakak ketika saya, Mamak dan Bapak tidak sempat bertanya tentang ‘bagaimana hari kakak hari ini?’, tentu saja teman-teman kakak yang tiada duanya –bisa setia berada di sisi kakak sampai saat ini. Jadi, saya sangat berterima kasih untuk teman-teman kakak, yang sejauh ini tidak pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.

Terimakasih juga untuk partai kecil sepupu-sepupu kece saya, yang sudah membantu menyiapkan kejutan untuk kakak sejak kemarin. Acara kejutannya berasa seperti dihotel-hotel bintang 5 karena kalian semua. Bahkan saya pikir lebih dari itu. Kenapa? karena yang terpenting buat saya bukan semewah apa cake maupun hiasan serta keramaian lain-lainnya, tetapi momen kebersamaan serta kebahagiaan yang paling utama. And I feel it last night.

Selamat ulang tahun, kakak. I love you, kak.

Adikmu, yang sempat menangis menulis tulisan ini, untuk salah satu orang yang dicintainya dalam hidup. Kamu, kakak.

No comments:

Post a Comment