Friday, October 24, 2014

Mimpi

Setitik embun pagi, secerah senyum pagi.
Seberkas cahaya petang, sebesar harapan masa depan.

Berbicara tentang mimpi, selalu jadi persoalan konvergen dalam hidup ini bagi beberapa orang. Apa itu karena mimpi yang terlalu abstrak, atau malah terlalu semu untuk bisa digapai. Yang pasti, mimpi selalu bisa lahir dan mati kapan saja.

Saya tipikal orang yang suka bermimpi, suka sekali. Hingga sering dikecewakan oleh mimpi, saya memutuskan untuk berhenti bermimpi. Kenapa? Karena pada akhirnya saya sadar bahwa mimpi akan mati pada usianya yang belum beranjak dewasa. Mimpi saya terlalu muda untuk digapai, terlalu kecil untuk bisa menjadi sebuah tontonan besar dimasa mendatang.

Saya terlahir dari mimpi seorang Ibu juga ayah, yang menginginkan anaknya kelak tumbuh dengan mimpi-mimpi yang besar untuk bisa membanggakannya. Saya terlahir dari mimpi yang tidak pernah mati, yang kuat dan kokoh, bahkan lebih kokoh dari sebatang pohon berumur ratusan tahun yang mampu bertahan dari terjangan badai. Tetapi, saya terlalu mudah bermimpi, terlalu mudah pula mematikan mimpi-mimpi itu sendiri.

*Sudah lama tidak menulis kembali, dan kali ini topik yang saya bahas tentang mimpi. Semoga ini (tulisan pertama setelah lama berhenti menulis) tidak menyedihkan.

Ya, tulisan ini ber-behind the scene kan lagu ‘Anggun – Mimpi’.
“Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi
Setelah aku sadar diri kau telah jauh pergi
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi”

Ternyata mimpi memang tidak pernah mati. Mimpi justru terus hidup dalam setiap kematian mimpi itu sendiri. Kenapa? Karena mimpi adalah sesuatu tanpa batas. Mimpi seperti cinta, yang kembali tumbuh meski kembali mati. Mimpi bukan seperti sebuah mangkuk, yang memiliki ruang dan kapasitas yang terbatas. Mimpi memang tidak abadi, tetapi dengan mimpi keabadian bisa tercipta.

Beberapa hari lalu, saya bermimpi. Awalnya itu hanya sekedar mimpi tanpa akar yang kuat. Tetapi kekuatan mimpi sedikit mulai sedikit tumbuh mengokohkan akar itu. Setelah bermimpi saya jadi belajar banyak hal, bahwa bukan hanya “Menguatkan mimpi kita sendiri”, tetapi juga “Menguatkan mimpi orang lain” adalah hal yang seimbang. Tidak ada yang rugi dengan menumbuhkan mimpi orang lain, justru dengan begitu mimpi kita akan lebih kuat. Tidak lucu bukan jika kita menghidupkan mimpi orang lain namun mimpi kita sendiri terbengkalai begitu saja?!

Bahwa salah satu hal terindah di dunia ini adalah saling berbagi, berbagi semangat dalam bermimpi.

Kalau kemarin saya terlalu pupus pada mimpi sendiri, tidak ada salahnya menghilangkan kepupusan itu pada mimpi orang lain bukan? Toh, sama saja, kebahagiaan bisa saling dibagi. Kebahagiaan bisa kita dapat dari kebahagiaan orang lain, dari semangat dan tawa ringan yang dijalaninya. Yang penting, hidup ini happy happy saja :D bagaimana caranya? Kita harus memikirkannya sendiri!

No comments:

Post a Comment