Friday, July 4, 2014

Memorials

Membuka kenangan itu sulit. Setelah lelah mengenang sesuatu pasti (setidaknya) berujung duka. Melewati batas ingatan yang telah terpendam, kemudian menguak kembali kisah-kisah masa lalu itu. Rasanya sungguh sesal harus melewatinya seperti itu. Ah, ada yang harus saya koreksi. Membuka kenangan tidak begitu sulit, hanya perlu mengingat, membongkar-bongkar lemari atau dokumen dalam bentuk apapun bahkan ingatan sendiri, maka kenangan akan segera muncul. Yang sulit itu adalah mengikhlaskan kenangan itu pudar secara perlahan, terkubur secara merata, melewatinya dengan kehausan akan air mata. Ternyata kenangan itu sulit.

Hey, tentu dari kita semua pernah mengalami apa itu ‘kenangan’. Tanpa perlu saya deskripsikan secara detail ataupun tidak, kalian pasti sudah mengerti bagaimana bentuk-bentuk kenangan. Yang jelas, seperti yang sudah saya katakan, bahwa mengikhlaskan kenangan itu sulit; terutama hal-hal yang terlalu membekas manis dalam ingatan kita.

Andai saja hidup seperti me-rewind pada musik ya, pasti kenangan-kenangan itu bisa muncul dan hadir kembali menyegarkan ingatan serta bekas luka masa lalu. Setidaknya hanya me-rewind kenangan yang cukup membuat kita tertawa dan merasakan hari-hari terindah dalam hidup. Tetapi sepertinya itu mustahil, jelas mustahil.

Pernah tidak, kalian sedang berada pada suatu titik, bukan titik kegalauan, ini seperti titik mencari jati diri atau mengungkapkan siapa kamu sebenarnya. Kemudian dari situ kamu mulai kembali membuka kenangan-kenangan masa lalu hingga akhirnya menemukan sebuah pencerahan bahwa kamu pada masa lalu adalah dirimu yang sebenarnya, dirimu yang bukan menjelma seperti sosok orang lain, tetapi kamulah sesungguhnya. Bahkan lebih dari pada itu, akhirnya kamu kembali memutuskan untuk menjadi dirimu seperti pada masa lalu.

Namun sebuah titik bukanlah akhir dari sebuah cerita, masih ada kalimat-kalimat atau bahkan cerita yang akan meneruskan titik tersebut. Kenangan masa lalu yang telah terkuak dan membuatmu menemukan sosok dirimu sesungguhnya, juga kembali menguak kisah masa lalu yang (sesungguhnya) sudah  tertutup rapat. Itu bisa dikatakan masa lalu yang bisa menahanmu untuk memiliki masa depan yang lebih baik, bisa dibayangkan? Tetapi bagaimana? Kenangan tersebut telah hadir kembali meski tidak secara utuh. Tetapi tetap saja membuat suatu keadaan yang dikira akan membaik namun malah sebaliknya.

Ternyata “kenangan” itu sulit. Lebih sulit dari yang bisa dibayangkan. Apakah yang terjadi hari ini akan menjadi sebuah kenangan suatu hari nanti? Jawabannya tentu saja. Hidup berjalan, berpindah dari detik yang ini menuju detik yang itu, berubah dari suatu titik ke titik lainnya. Maka apa-apa yang telah terjadi hari ini pun kemarin akan berubah menjadi sebuah kenangan. Apa-apa yang pernah kita miliki pun kita tinggalkan akan menjadi sebuah kenangan.

Hidup ternyata bukan hanya sekedar bernafas, makan, kemudian melakukan aktivitas –kesukaanmu atau bukan– sehari-hari.  Hidup juga tentang menjalani semua rute kegiatan yang tanpa kau sadari pada suatu hari nanti akan menjadi sebuah kenangan; kenangan indah ataupun tidak.  Bagaimana hidupmu terus berlanjut dengan menyimpan kenangan tersebut atau berjalan beriringan bersamanya.

Life is also about the memories.

No comments:

Post a Comment