Membuka
kenangan itu sulit. Setelah lelah mengenang sesuatu pasti (setidaknya) berujung
duka. Melewati batas ingatan yang telah terpendam, kemudian menguak kembali
kisah-kisah masa lalu itu. Rasanya sungguh sesal harus melewatinya seperti itu.
Ah, ada yang harus saya koreksi. Membuka kenangan tidak begitu sulit, hanya
perlu mengingat, membongkar-bongkar lemari atau dokumen dalam bentuk apapun
bahkan ingatan sendiri, maka kenangan akan segera muncul. Yang sulit itu adalah
mengikhlaskan kenangan itu pudar secara perlahan, terkubur secara merata,
melewatinya dengan kehausan akan air mata. Ternyata kenangan itu sulit.
Hey, tentu
dari kita semua pernah mengalami apa itu ‘kenangan’. Tanpa perlu saya
deskripsikan secara detail ataupun tidak,
kalian pasti sudah mengerti bagaimana bentuk-bentuk kenangan. Yang jelas,
seperti yang sudah saya katakan, bahwa mengikhlaskan kenangan itu sulit;
terutama hal-hal yang terlalu membekas manis dalam ingatan kita.
Andai saja
hidup seperti me-rewind pada musik
ya, pasti kenangan-kenangan itu bisa muncul dan hadir kembali menyegarkan
ingatan serta bekas luka masa lalu. Setidaknya hanya me-rewind kenangan yang cukup membuat kita tertawa dan merasakan
hari-hari terindah dalam hidup. Tetapi sepertinya itu mustahil, jelas mustahil.
Pernah tidak,
kalian sedang berada pada suatu titik, bukan titik kegalauan, ini seperti titik
mencari jati diri atau mengungkapkan siapa kamu sebenarnya. Kemudian dari situ
kamu mulai kembali membuka kenangan-kenangan masa lalu hingga akhirnya
menemukan sebuah pencerahan bahwa kamu pada masa lalu adalah dirimu yang
sebenarnya, dirimu yang bukan menjelma seperti sosok orang lain, tetapi kamulah
sesungguhnya. Bahkan lebih dari pada itu, akhirnya kamu kembali memutuskan
untuk menjadi dirimu seperti pada masa lalu.
Namun sebuah
titik bukanlah akhir dari sebuah cerita, masih ada kalimat-kalimat atau bahkan
cerita yang akan meneruskan titik tersebut. Kenangan masa lalu yang telah
terkuak dan membuatmu menemukan sosok dirimu sesungguhnya, juga kembali menguak
kisah masa lalu yang (sesungguhnya) sudah tertutup rapat. Itu bisa
dikatakan masa lalu yang bisa menahanmu untuk memiliki masa depan yang lebih
baik, bisa dibayangkan? Tetapi bagaimana? Kenangan tersebut telah hadir kembali
meski tidak secara utuh. Tetapi tetap saja membuat suatu keadaan yang dikira
akan membaik namun malah sebaliknya.
Ternyata
“kenangan” itu sulit. Lebih sulit dari yang bisa dibayangkan. Apakah yang
terjadi hari ini akan menjadi sebuah kenangan suatu hari nanti? Jawabannya
tentu saja. Hidup berjalan, berpindah dari detik yang ini menuju detik yang
itu, berubah dari suatu titik ke titik lainnya. Maka apa-apa yang telah terjadi
hari ini pun kemarin akan berubah
menjadi sebuah kenangan. Apa-apa yang
pernah kita miliki pun kita tinggalkan akan menjadi sebuah kenangan.
Hidup
ternyata bukan hanya sekedar bernafas, makan, kemudian melakukan aktivitas
–kesukaanmu atau bukan– sehari-hari. Hidup juga tentang menjalani semua
rute kegiatan yang tanpa kau sadari pada suatu hari nanti akan menjadi sebuah
kenangan; kenangan indah ataupun tidak. Bagaimana hidupmu terus berlanjut
dengan menyimpan kenangan tersebut atau berjalan beriringan bersamanya.
Life is also about the memories.
No comments:
Post a Comment