Monday, May 26, 2014

Brave



Katamu
Berani itu seperti seekor anak harimau yang sedang di kelilingi kerbau hutan dengan tanduk panjangnya yang siap menerkam. Tetapi, dengan kegagahan yang tiada lawan tanpa ditemani sang ibu dan ayahnya, anak harimau terus berusaha mengaum seakan-akan gigi susunya yang baru tumbuh bisa saja merobek daging-daging keras itu tanpa sisa. Itu ketangguhan yang tersimpan dalam keberanian seekor anak harimau kecil, yang untuk memanjat pohon saja harus berkali-kali terjatuh tanpa pernah mencapai dahan pertama.

Katamu
Berani yang kau suka ya seperti seekor anak harimau. Meskipun berkali-kali meyakinkan diri bahwa ia sudah besar dan siap menerkam hewan-hewan buas lainnya yang berani mendekat, tetap saja berakhir dengan larian yang sama sekali kalah cepat dari mereka.

Katamu
Berani yang tetap berani itu seperti seekor anak harimau. Jika kau lihat mereka masih kecil dan belum mampu berlari secepat angin, tanpa sebuah keputus-asaan mereka akan terus berlari mengejar mangsanya demi mengganjal perut laparnya. Tanpa lelah, tanpa henti, tanpa rengekan kepada orang tuanya, ia akan terus berlari sekuat yang ia mampu hingga daging-daging segar yang bergerak itu mencapai gigi kecil mereka.

Dan katamu
Kamu ingin memiliki keberanian seperti seekor anak harimau.
Meski harus berdiri di tengah hutan seorang diri, meski harus menerkam mangsa yang terus berlarian seorang diri, meski harus tidur tanpa sesosok ibu di sisi, meski harus berlari mengitari sepanjang jalan tanpa seorang teman, seekor anak harimau akan terus berjuang melewati lika-liku hidup.

Karena pada akhirnya, keberanian seperti apapun itu yang kau inginkan, jika kau tak pernah melakukannya, itu semua tidak akan pernah ada, katamu. Jadi, beranilah seperti berani apa adanya dirimu. Lihatlah keberanian seekor anak harimau, dan yakinilah satu hal. Jika seekor anak harimau saja bisa berani se-berani itu, kenapa kamu tidak?!

No comments:

Post a Comment