“Kita bisa lengah, ketika hujan
badai menghantam semua jerih payahmu selama ini, kemudian membuatmu kacau”
Hal
terkecewa di dunia ini bisa jadi ketika orang kepercayaanmu –sahabat–
menghianatimu, bahkan bisa jadi lebih dari itu, ketika hanya tinggal dia satu
satunya sisa orang terpercayamu. Ketika isi dari buku-buku novel juga
sinetron-sinetron yang pemeran didalamnya tidak pernah menganggap sahabat
sebagai nomor satu lagi, ketika mereka hanya bisa berkata ‘dia bukan urusanku
lagi’, ketika perasaan hanya jadi sebuah permainan belaka. Sedihnya, perasaan
perasaan yang tertindas tinggal nama, mereka terlalu lemah untuk bangkit
kembali. Dan sayangnya lagi, topeng – topeng yang selama ini ‘sok’ mengakui
bahwa dirinya adalah ‘seorang sahabat’ dengan bangga memamerkan topeng yang
tetap dan selalu paslu.
Hal
terkecewa di dunia ini bisa jadi ketika kamu hanya butuh beberapa detik yang
telah terlewatkan begitu saja. Ketika seorang cowok terlambat untuk
mengungkapkan perasaanya pada si cewek, perasaan yang telah ia pendam begitu
lama, luntur begitu saja oleh waktu beberapa detik, si cewek telah jadi milik
orang lain. Dan parahnya lagi, si cowok yang berhasil memiliki si cewek adalah
musuh dalam perjuangan mendapatkan hati si cewek selama ini. Sakit. Atau cerita
lainnya adalah, butuh beberapa detik saja untuk mengatakan ‘aku sayang kamu’ kepada
seseorang yang belum sempat mendengarkan kata kata tersebut karena telah
terlebih dahulu dijemput oleh sang maha kuasa.
Hal
terkecewa di dunia ini bisa jadi ketika kamu hanya membutuhkan poin 0,1 lagi
untuk mendapatkan gelar istimewa, mendapatkan nilai A, mendapatkan predikat
cumlaude, apapun itu. Atau bisa jadi, 0,1 yang begitu penting, karena tanpa 0,1
kamu dinyatakan ‘tidak lulus’.
Begitu
banyak kekecewaan di dunia ini, dan itu penting. Kenapa? Karena tanpa sebuah kekecewaan,
tidak akan ada arti sebuah KEBAHAGIAAN.
Jadi,
harus melewati sebuah kekecewaan terlebih dahulu untuk mencapai sebuah
kebahagiaan? Tidak juga. Tetapi, dengan adanya kecewa, kebahagiaan yang kita
dapatkan terasa lebih bermakna, terasa lebih ‘aku harus menjaga kebahagiaan ini’.
Kekecewaan
yang begitu pahit didunia ini juga seperti ‘ketika orang yang kamu cintaimu membuatmu
kecewa’. Kecewa yang seperti apa? Seperti apa saja. Hal-hal yang memang kamu
rasa kecewa terhadapnya. Mungkin ibaratnya seperti kehilangan medali emas yang dengan susah kau
perjuangkan, mati-matian untuk mendapatkannya, kemudian hilang hanya dalam
sekejap kedipan mata, kekecewaan yang seperti itu.
‘Bagaimana caranya agar engkau mengerti, yang
selalu dihati hanyalah dirimu. Sudah berbagai cara telah ku lakukan walaupun
harus terjatuh aku tak akan menyerah’
~ Rama – Takkan pernah menyerah
“aku tidak pernah marah, hanya saja, aku kecewa”
Maaf untuk kekecewaan
selama ini, kekecewaan yang pernah saya buat tanpa sengaja. Maaf, lagi dan lagi
saya membuatmu kecewa.
No comments:
Post a Comment