Monday, April 1, 2013

Sayap Ini


Burung bisa saja berhenti mengepakkan sayapnya bila ia mampu. Tapi, jika aku menjadi burung aku tidak akan pernah mau tuk menghentikan kepakan sayapku ini, meskipun sayap ku kecil. Apalagi ketika aku sedang berada di atas awan, terbang dengan bersemangat dan tenang.Menghentikan kepakan sayap adalah hal yang sangat tidak ingin aku lakukan. Jika beberapa saat yang lalu aku sedang terbang tinggi, dan detik ini aku aku terbang rendah bahkan hampir terjatuh karena pepohonan tinggi begitu banyak yang menghalang jalanku. Aku akan tetap terus mengepakkan sayapku, tuk mencapai awan lagi.

Mampukan aku?

Dapatkah aku mencapai awan lagi ketika posisi ku sedang terhimpit dalam kesempitan seperti apapun? misalnya pepohonan yang tinggi, jaring jaring yang manusia tebarkan untuk menangkapku, atau peluru yang manusia arahkan pada ku?

Apa yang terjadi jika aku terjatuh karena menabrak pepohonan yang menghalangi jalanku? Remukkah tulangku?

Apa yang terjadi jika aku terperangkap dalam jaring yang manusia tebarkan? Patahkah sayapku?

Apa yang terjadi jika aku tertembak peluru yang manusia arahkan padaku? Matikah aku?

Bagaimana kehidupan aku ketika aku menjadi burung seperti itu?
Mungkin itu gambaran yang paling tepat untuk hidupku saat ini. Aku hanya ingin terbang dengan tenang. Mengarungi angkasa, menikmati indahnya matahari terbit, merasakan hangat mentari yang menyinari setiap inci sayapku.
Tetapi, jika tiba tiba aku terjatuh? Dapatkah aku kembali terbang?
Ya, aku pasti dapat. Percayalah.

Tetapi, jika sayapku patah? Bagaimana aku masih bisa terbang?
Ya, aku pasti dapat menyembuhkan luka ini. Percayalah.

Satu hal yang pasti ku harapkan. Kapan pun itu, dimana pun itu, saat apa pun itu, baik aku dapat terbang tinggi ataupun tidak, baik sayapku patah atau tidak. Aku hanya berharap mimpi inilah yang akan membuat ku bahagia, mimpi inilah yang akan membuat ku merasa hidup.
Dan inilah yang aku pilih.

Mungkin sayapku memang telah patah, tapi bukankah sayap ini masih dapat tumbuh kembali? bukankah sayap ini akan merindukanku? Bukankah aku kamu kita memiliki sayap masing masing untuk di rindukan?
Seperti burung.

Aku tahu, meskipun ia telah terperangkap oleh jaring manusia, ia berusaha untuk terus mengepakkan sayapnya dengan sekuat tenaga agar ia terlepas dari jaring yang hampir mematahkan sayapnya.

Aku tahu, meskipun seekor burung telah berusaha, walaupun ia tidak dapat melepas diri dari jeratan jaring manusia, setidaknya itulah yang ia lakukan. Berjuang untuk hidupnya, tidak hanya diam dan pasrah pada takdir jaring yang telah menahan hidupnya. Itulah kebanggaannya.

Mungkin juga seperti aku.
Aku, meskipun hidupku kini entahlah berada di atas awan ataupun terbang rendah. Aku rasa inilah sayapku. Tidak kecil, tidak juga besar. Tetapi aku pernah kehilangan sayap ini. Pernah kehilangan hal berharga yang mampu mengubah hidupku. Kehilangan mimpiku, kehilangan cita cita ku, kehilangan impian ku.

Bagiku, mungkin sayap bisa saja patah, sayap bisa saja hilang. Tapi, bukan berarti kita harus berhenti bukan jika sayap ini patah ataupun hilang? Bukan berarti kita harus bersedih sampai hidup berasa tidak bermakna bukan? Hidup tidak akan berakhir bukan hanya karena sayap yang patah atau hilang? Hidup harus tetap berjalan. Hidup harus terus melakukan usaha usaha untuk mencapai suatu hal yang lebih baik. Jika sayap itu telah patah, cobalah untuk menyembuhkan sayap itu, apapun caranya. Jika sayap itu telah hilang, cobalah temukan sayap yang baru yang mungkin bisa lebih mengerti dan mengenal diri kita. Karena hidup tidak akan berakhir hanya karena itu. Hidup harus terus ada dan ada. Kita. Kitalah yang membuatnya ada ketika ia akan menjadi tiada. Hidup harus terus ada untuk kita perjuangkan. Kenapa? Karena kita pasti tidak ingin bukan orang lain yang mengatur hidup kita, yang menghalang berbagai keinginan yang ingin kita capai? This’s our life. Make this life more better.

No comments:

Post a Comment