Burung bisa saja berhenti mengepakkan sayapnya bila ia
mampu. Tapi, jika aku menjadi burung aku tidak akan pernah mau tuk menghentikan
kepakan sayapku ini, meskipun sayap ku kecil. Apalagi ketika aku sedang berada
di atas awan, terbang dengan bersemangat dan tenang.Menghentikan kepakan sayap
adalah hal yang sangat tidak ingin aku lakukan. Jika beberapa saat yang lalu
aku sedang terbang tinggi, dan detik ini aku aku terbang rendah bahkan hampir
terjatuh karena pepohonan tinggi begitu banyak yang menghalang jalanku. Aku
akan tetap terus mengepakkan sayapku, tuk mencapai awan lagi.
Mampukan aku?
Dapatkah aku mencapai awan lagi ketika posisi ku sedang
terhimpit dalam kesempitan seperti apapun? misalnya pepohonan yang tinggi,
jaring jaring yang manusia tebarkan untuk menangkapku, atau peluru yang manusia
arahkan pada ku?
Apa yang terjadi jika aku terjatuh karena menabrak
pepohonan yang menghalangi jalanku? Remukkah tulangku?
Apa yang terjadi jika aku terperangkap dalam jaring yang
manusia tebarkan? Patahkah sayapku?
Apa yang terjadi jika aku tertembak peluru yang manusia
arahkan padaku? Matikah aku?
Bagaimana kehidupan aku ketika aku menjadi burung
seperti itu?
Mungkin itu gambaran yang paling tepat untuk hidupku
saat ini. Aku hanya ingin terbang dengan tenang. Mengarungi angkasa, menikmati
indahnya matahari terbit, merasakan hangat mentari yang menyinari setiap inci
sayapku.
Tetapi, jika tiba tiba aku terjatuh? Dapatkah aku
kembali terbang?
Ya, aku pasti dapat. Percayalah.
Tetapi, jika sayapku patah? Bagaimana aku masih bisa
terbang?
Ya, aku pasti dapat menyembuhkan luka ini. Percayalah.
Satu hal yang pasti ku harapkan. Kapan pun itu, dimana
pun itu, saat apa pun itu, baik aku dapat terbang tinggi ataupun tidak, baik
sayapku patah atau tidak. Aku hanya berharap mimpi inilah yang akan membuat ku
bahagia, mimpi inilah yang akan membuat ku merasa hidup.
Dan inilah yang aku pilih.
Mungkin sayapku memang telah patah, tapi bukankah sayap
ini masih dapat tumbuh kembali? bukankah sayap ini akan merindukanku? Bukankah
aku kamu kita memiliki sayap masing masing untuk di rindukan?
Seperti burung.
Aku tahu, meskipun ia telah terperangkap oleh jaring
manusia, ia berusaha untuk terus mengepakkan sayapnya dengan sekuat tenaga agar
ia terlepas dari jaring yang hampir mematahkan sayapnya.
Aku tahu, meskipun seekor burung telah berusaha,
walaupun ia tidak dapat melepas diri dari jeratan jaring manusia, setidaknya
itulah yang ia lakukan. Berjuang untuk hidupnya, tidak hanya diam dan pasrah
pada takdir jaring yang telah menahan hidupnya. Itulah kebanggaannya.
Mungkin juga seperti aku.
Aku, meskipun hidupku kini entahlah berada di atas awan
ataupun terbang rendah. Aku rasa inilah sayapku. Tidak kecil, tidak juga besar.
Tetapi aku pernah kehilangan sayap ini. Pernah kehilangan hal berharga yang
mampu mengubah hidupku. Kehilangan mimpiku, kehilangan cita cita ku, kehilangan
impian ku.
Bagiku, mungkin sayap bisa saja patah, sayap bisa saja
hilang. Tapi, bukan berarti kita harus berhenti bukan jika sayap ini patah
ataupun hilang? Bukan berarti kita harus bersedih sampai hidup berasa tidak
bermakna bukan? Hidup tidak akan berakhir bukan hanya karena sayap yang patah
atau hilang? Hidup harus tetap berjalan. Hidup harus terus melakukan usaha
usaha untuk mencapai suatu hal yang lebih baik. Jika sayap itu telah patah,
cobalah untuk menyembuhkan sayap itu, apapun caranya. Jika sayap itu telah
hilang, cobalah temukan sayap yang baru yang mungkin bisa lebih mengerti dan
mengenal diri kita. Karena hidup tidak akan berakhir hanya karena itu. Hidup harus
terus ada dan ada. Kita. Kitalah yang membuatnya ada ketika ia akan menjadi
tiada. Hidup harus terus ada untuk kita perjuangkan. Kenapa? Karena kita pasti
tidak ingin bukan orang lain yang mengatur hidup kita, yang menghalang berbagai
keinginan yang ingin kita capai? This’s our life. Make this life more better.
No comments:
Post a Comment