Wednesday, February 22, 2017

Feeling This

“Definisi nyaman itu, seperti candu. Ketika kau merasa nyaman, maka rasa ingin lagi pasti ada”.

Mataku terpejam lelah. Kepala berkecamuk menyuruh tidur, melepas lelah. Semakin menolak, serangan kantuk semakin tajam. Tak peduli udara yang semakin dingin, ku eratkan jaket yang sejak tadi menyelimuti tidur ku.

Ku sandarkan kepala ke pangkuan kursi. Keras, tidak nyaman, namun serangan kantuk menyuruhku tetap terlelap. Hingga sesuatu yang berbeda terasa abstrak dalam pikiranku. Sandaran kursi yang tadinya keras dan sama sekali tidak empuk berubah lembut. Ternyata tangannya menahan kepalaku pada sisi kursi, kemudian mengusapnya lembut. Pelan-pelan, mataku semakin terlelap.

Guncangan semi hebat membuatku terjaga sesaat. Ku tatap sekeliling, gelap, masih malam. Deru mobil masih mengarungi jalanan berliku. Satu persatu cahaya mobil dari arah berlawanan mendekat kemudian menghilang. Aku kembali menyandarkan tubuh, kembali memejamkan mata. Perlahan tangan lembutnya kembali mengusap ubun-ubun kepalaku, lembut. Aku semakin terlelap. Dalam kantuk yang begitu hebat, aku merasakan tubuhku oleng ke sisinya, menyentuh bahunya. Tangannya mendekap lembut kepalaku. Rasa nyaman bergulir tanpa henti. Aku hanya menurut padanya, pada rasa nyaman.


END

No comments:

Post a Comment