Dear Sky
Aku ingat pagi itu, terlalu cerah. Akan ada banyak
cerita yang akan ku lalui, yang akan ku ceritakan pada anak cucu kelak. Hari
itu, sebuah janji dihadapan langit biru terlukiskan. Sejak saat itu, langit
biru terlihat lebih berbeda.
Hari itu pula, kedamaian datang bersama pelangi.
Seolah semuanya menjadi sebuah rindu pada biasan warna. Aku tidak pernah
melihat kebelakang lagi, dan mulai berjalan menggapai janji-janji yang
terlukis. Janji yang bergantung pada kekarnya langit biru, yang selalu berwarna
biru. Bila senjapun datang, tinta orange
itu hanya akan mengubah warna biru sesaat. Esok, langit kan berwarna biru
kembali, sebiru janji yang pernah ku lukiskan.
Hai, Sky.
Ingat janji ku yang pernah ku toreskan pada embun-embun
pagi waktu itu? Yang disampaikan oleh angin damai dalam mentari pagi. Itu aku,
yang tengah menyulam satu persatu tawa, lalu merangkainya menjadi sehelai
kalimat rindu, tentang janji ku. Semoga, janji ini bukan lagi sekedar ilusi.
END
No comments:
Post a Comment