Monday, December 5, 2016

Damai

Dear Sky
           
Aku ingat pagi itu, terlalu cerah. Akan ada banyak cerita yang akan ku lalui, yang akan ku ceritakan pada anak cucu kelak. Hari itu, sebuah janji dihadapan langit biru terlukiskan. Sejak saat itu, langit biru terlihat lebih berbeda.

Hari itu pula, kedamaian datang bersama pelangi. Seolah semuanya menjadi sebuah rindu pada biasan warna. Aku tidak pernah melihat kebelakang lagi, dan mulai berjalan menggapai janji-janji yang terlukis. Janji yang bergantung pada kekarnya langit biru, yang selalu berwarna biru. Bila senjapun datang, tinta orange itu hanya akan mengubah warna biru sesaat. Esok, langit kan berwarna biru kembali, sebiru janji yang pernah ku lukiskan.

Hai, Sky.
Ingat janji ku yang pernah ku toreskan pada embun-embun pagi waktu itu? Yang disampaikan oleh angin damai dalam mentari pagi. Itu aku, yang tengah menyulam satu persatu tawa, lalu merangkainya menjadi sehelai kalimat rindu, tentang janji ku. Semoga, janji ini bukan lagi sekedar ilusi.


END

No comments:

Post a Comment