Dear
Teman
Selamat menata kembali hati yang telah
rapuh. Bila nanti tak kunjung baik, jangan pernah menyerah.
Tahukah kamu, antara rindu dan kecewa
hanya terpisahkan oleh selaput yang begitu tipis, transparan. Bahkan sekalinya
tersapu oleh angin mudah terberai begitu saja.
Pernahkah kau rindu pada suatu waktu?
Lalu kecewa pada waktu yang sama?
Mungkin, menulis tentang hati tidak
akan pernah habis. Karena hati yang tercipta, tidak pernah sama. Bisa saja,
hati terbuat dari lapisan tembaga yang kuat, mudah membawa arus. Bisa juga,
hati terbuat dari abu, sekalinya tersapu hilang tanpa jejak.
Teman, tahukah kamu diantara jeda angin
dan daun-daun yang gugur, selalu ada rindu yang memberi salam. Dalam hembusannya
yang sejuk, rindunya bulan bertemu mentaripun sempat tersampaikan. Seperti gagah,
memiliki otot-otot yang karisma, rindu selalu menari-nari seperti ombak yang
hilir jatuh bangun pada pantai. Pada anginnya, akhirnya rindu yang tersampaikan
pun berpisah juga.
Karena, tidak semua jeda angin dan
daun-daun gugur sempat menitipkan perihal rasa. Ada seselip debu yang
menghalang rindu, menghalang rasa yang ingin tersampaikan. Ada sebongkah
harapan yang lenyap diterpa kepulan debu, perlahan. Pada rindunya purnama yang
kian berkabut. Begitulah rindu, akhirnya pulang tanpa pamit. Tanpa asa yang
menjemput bahagia. Pulang. Dengan air mata. Pulang. Dengan kecewa.
I’m
not mad, I’m hurt.
Mungkin begitulah kata rindu pada
rindunya. Pada kerinduannya.
Apakah angin dan daun gugur
menyalahkan debu? Mungkin iya, mungkin tidak.
Selamat menata kembali hati yang telah
rapuh. Bila nanti tak kunjung baik, jangan (kembali) menangis.
Tahukah kamu, antara tangis dan tawa
tersimpan sebuah harapan. Harapan untuk melanjutkan mimpi. Harapan yang pernah
dibangun, teman. Harapan yang sudah dihancurkan, teman.
Pernahkah kau rindu pada suatu waktu?
Lalu kecewa pada waktu yang sama?
Jawabannya, tentu saja.
Pada angin, pada daun gugur yang
pernah menyimpan rindu. Tentu saja.
Selamat berindu pada kerinduan. Bila nanti
sudah pulih dari rindu, segera temukan rindu yang lebih peka.
No comments:
Post a Comment