Sunday, January 14, 2018

Mine


Semenjak hari itu, saya cukup rajin, ralat, sangat rajin datang ke prodi menemui dosen. Membuat janji konsul ini itu. Bahkan, bukan hanya Doping 1 dan 2 saja yang saya repotkan. Saya justru melakukan aksi yang sedikit unik. Saya konsultasi dengan seorang penguji skripsi saya. Entahlah, apa yang ada di benak saya selama merasa ‘putus asa’. Sebut saja, dosen penguji saya adalah seorang dosen laki-laki muda yang begitu antusias dengan ‘diskusi’. Jadi saya benar-benar tidak menyianyiakan kesempatan. Bahkan saya sempat menceritakan target yang sedang saya kerjakan saat ini. Ia cukup antusias dan mendukung usaha saya. Jadi saya tambah bersemangat. Fighting.

Hari ini saya konsultasi dengan Doping 2. Kemudian saya pulang mengerjakan hasil konsultasi. Eh, tidak. Saya jarang mengerjakan skripsi dirumah kecuali saat saat tertentu. Saya memiliki tempat favorite, sebut saja sebuah laboratorium berukuran cukup besar, yang mampu menampung sekitar 20 komputer, kursi, meja dan orang. Bahkan disisi kanan dan kirinya masih ada space untuk beberapa orang duduk lesehan sambil menselojorkan kaki (orang itu adalah saya). Tempatnya nyaman sekali, sebut saja ‘statkom’. AC nya cukup dingin, mampu mendinginkan isi kepala yang panas setelah gagal konsul maupun mendapat PHP dari beberapa orang penting. Ya, setidaknya begitulah.

Selain tempat yang nyaman oke punya, laboran di sana baik. Saya sering memanggilnya ‘Bang D’. Jika sudah melihat raut wajah saya yang sedikit frustasi (atau bahkan frustasi sekali), Bang D selalu bertanya “Kenapa K?” Tanpa berpikir panjang saya langsung mengambil kursi di sebelahnya dan mulai bercerita panjang lebar. Sesekali ia menanggapi dengan serius atau bahkan bercanda.
“Jadi kok K bisa dengan dosen itu? Bukannya dengan dosen yang ini?” itu adalah pertanyaan dengan sebuah jawaban yang tidak pernah habis. Ada saja kesalahan di masa lalu yang tanpa sengaja menuntun saya ke titik ini.

Biasanya, Bang D hanya akan tersenyum dan tertawa kecil melihat kesulitan-kesulitan yang saya hadapi. Tentu saja, Bang D sudah melewati masa-masa seperti ini. Ya, pastinya ia tau betul bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa akhir. Tetapi, saya harus menekankan bahwa situasi apa yang saya alami berbeda dengan beberapa teman saya lainnya, bahkan ada situasi teman saya lainnya yang lebih rumit. Hmm begitulah masa menjadi mahasiswa akhir. Jika keluhan-keluhan mahasiswa akhir dikumpulkan bisa menenggelamkan bumi rasanya.

Oh iya, saya hampir lupa.
Jadi di tempat yang disebut statkom itulah biasanya saya dan teman-teman lainnya mengerjakan sebuah proyek yang luar biasa besar, sebuah proyek yang menentukan akhir dari sebuah perjuangan kuliah, sebuah proyek yang disebut SKRIPSI. Jadi, statkom menjadi salah satu tempat bersejarah saya dan teman-teman saya, dan bukan hanya kami saja, mahasiswa akhir lainnya pun begitu. Dan, tidak hanya sebatas tempat mengerjakan proyek besar, tempat tersebut juga menjadi salah satu tempat sejarah cerita bahagia maupun sedih. Dindingnya sudah menjadi saksi dan telinga bagi kami semua. Yang pasti, siapapun dan apapun yang kami tuangkan selalu ada orang-orang terbaik yang mau mendengar dan memberikan nasihat, setidaknya menjadi pendengar yang baik.

Let me photograph you in this light
In case it is the last time
That we might be exactly like we were
Before we realized
We were sad of getting old
It made us restless
It was just like a movie
It was just like a song
Adele - When We Were Young

Saya biasanya akan pulang sore hari, sekitar pukul 6. Kemudian kembali berusaha keras dimalam harinya. Seperti biasa, headset putih favorite (yang selalu berganti ketika rusak) menjadi teman sejati dengan list lagu dalam windows media player yang saya miliki hingga tengah malam. Ketika hari berganti, saya kembali ke kampus menemui dosen. Namun kali ini bukan Doping, melainkan Dosen penguji favorite saya, seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Ada saja masukan positif dan hal-hal baru yang saya dapat darinya, apa itu dari segi penulisan, hasil penelitian yang saya peroleh, maupun hanya sekedar cerita pengalaman yang begitu bermakna.

Sesekali saya akan menimpali dengan pertanyaan seperti ini, “Pak, nanti Bapak tanya ini saja ketika saya seminar ya, ini maksudnya begini kan Pak?” atau justru sebaliknya ketika kami sama sama mengetahui ada yang tidak beres pada hasil saya. “Pak, saya sudah cari tau tentang ini, tetapi tidak ada referensi yang mengatakan begitu. Nanti jangan tanya tentang ini pas seminar maupun sidang saya ya Pak”, kemudingan saya nyengir bahagia berharap seorang penguji favorite yang saya repotkan menjawab ‘iya’. Sambil tertawa kecil ia menjawab “Tenang K, …


To be continued

No comments:

Post a Comment