Hari
itu, yang pasti saya bahagia. Saya bisa menemani mereka disudut tribun dekat
panggung. Setidaknya, begitulah.
Saya
memutuskan untuk istirahat sejenak minggu itu. Setelah melewatkan hari yang
cukup melelahkan dari senin hingga kamis. Namun, apa boleh dikata. Baru sehari
saya meletakkan rasa lelah dalam kebahagian semu yang sederhana, Doping 1 sudah
menyuruh saya menyegerakan hal-hal wajib. Ada deadline jurnal internasional dalam waktu dekat, 31 Agustus dan itu
hanya tinggal 5 hari lagi.
Di
sisi lain, saya sedang mengejar target untuk naik seminar hasil sebelum
keberangkatan saya. Saya berencana akan naik seminar hasil di minggu ke dua
bulan September, itu adalah 3 minggu kedepan namun harus selesai 2 minggu dari
sekarang untuk mendaftar. Kemudian sidang di minggu ke tiganya. Waaaw. Entah
apa yang saya pikirkan saat itu. Saya ingin segera mungkin mengakhiri
‘penderitaan’ dan bersenang-senang saat kegiatan SMP nanti.
Sambil membuat
hasil, konsul sana – sini, saya pun mengerjakan jurnal yang Doping inginkan.
Sabtu & Minggu yang saya rencakan untuk melihat deburan ombak harus saya
batalkan. Saya memilih duduk didepan laptop dan menemui Doping untuk konsul
hasil penelitian dan jurnal. Ini yang membuat unik, Doping 1 saya justru available saat weekend.
Saya
berubah drastis minggu-minggu itu. Bukan, bukan berat badan saya. Tetapi,
wajah, mood, dan perasaan saya. Saya
bahkan sudah jarang sekali meng-update
lagu lagu terbaru di youtube seperti yang biasa saya lakukan. Untuk bertemu dan
berpas-pasan dengan orang saja, saya bahkan sulit memasang wajah ramah seperti
biasanya (ah, masak?). Hingga 1, 2 orang memberanikan diri berbicara pada saya.
“K, kamu kenapa? Lagi banyak masalah?” atau “K, kok ngeri ketemu kamu
akhir-akhir ini. Udah kurang ramah liatin saya. Kamu marah?”. Speechless saya mendengar
komentar-komentar tersebut. Termasuk beberapa adik letting yang biasanya sangat
akrab pun berkata demikian. Hmm, saya pun bingung.
Tepat
31 September saya meng-upload
jurnal seperti yang Doping inginkan. Btw, itu adalah Annual International Conference (AIC) yang diadakan di kampus
tempat saya berkuliah. Sebenarnya saya tidak begitu tertarik, tetapi demi
keberlangsungan kehidupan saya untuk seminar hasil, saya pun memenuhi
permintaan Doping. Karena pada akhirnya saya belajar dari pengalaman, bahwa
untuk mendapat restu darinya, saya harus melakukan permintaannya. Begitulah
cara bekerjanya. Keep smile saja ya.
(Hei,
apakah kalian pernah melakukan hal yang sama?)
Saya
masih dilanda rasa was-was, tentu saja tentang ‘jadi tidak jadinya’ tentang
target saya. Begitu selesai meng-upload jurnal dan selesai membuat hasil penelitian,
saya langsung menghubungi Doping, namun kali ini Doping 2 yang selalu dan
senantiasa saya repotkan. Hari ini saya membuat janji ingin menemuinya, kemudian ia
langsung mencorat-coret lembaran-lembaran tersebut dihadapan saya. Setelah
cukup paham, dengan tenaga dan keberanian yang entah dari mana saya langsung
bertanya “Bu, ini langsung saya revisi. Apakah Ibu besok ada waktu, saya ingin
konsul hasil revisian kembali.” (Btw, Doping 2 saya adalah seorang Ibu). Cukup
beberapa detik untuk memikirkan niat dan pertanyaan saya (mungkin dalam hati sudah
bertanya-tanya, ‘ini mahasiswa niat sekali ngerjain skripsinya’) kemudian ia
memberi jawaban “Baik, besok pukul 12”. ‘YES’
saya berteriak bahagia dalam kecil, tetapi tetap tidak bisa menyembunyikan rasa
bahagia di raut wajah. Sesaat, ia hanya tersenyum melihat wajah bahagia saya.
To be continued
No comments:
Post a Comment