“Student Mobility
Program”.
Program
tersebut akan dilaksanakan awal bulan September, dan saat itu masih awal bulan
Agustus. Ada dua negara yang dibuka untuk Student Mobility Program (SMP)
tersebut, Jepang dan Thailand. Saya dan A sama-sama memilih negara Jepang.
Harapannya, kami bisa lulus bersama.
Kenapa
Jepang?
Entahlah,
mungkin karena saya terlalu ngebeut
ingin melihat pohon sakura. Atau mungkin karena saya ingin bertemu negara 4
musim, atau mungkin juga karena Jepang memiliki tradisi yang unik. Bicara
masalah musik dan lagu, atau bahkan movie, saya lebih tertarik dengan negara
Jepang. Jepang memiliki Yui, penyanyi favorite
saya sejak duduk di boarding school
(SMA). Dan bahkan saya menyukai beberapa instrument
musik jepang seperti Kitaro atau instrument
melow pada ost. 1 litre of tears.
Bicara
Jepang, saya juga akan membayangkan “Doraemon”. Kartun favorite, yang penuh imajinasi. Harapannya bisa bertemu dengan
Doraemon, kemudian memintanya mengeluarkan beberapa alat dari kantong ajaibnya.
Waw, imajinasi sekali bukan. Bagian
favoritenya adalah saya paling termehek-mehek dengan “Stand By Me” Movie. 3 kali nonton kartun tersebut, 3 kali saya
tetap bersedih. This is me.
Begitulah.
S3
bertanya pada saya,” K, ikut program SMP ya? Kami liat nama K di daftar seleksi
mahasiswa”
Saat
itu saya tidak menceritakan kepada siapa-siapa tentang apa yang tengah saya
perjuangkan. Entahlah, saya khawatir terlalu banyak dukungan tetapi akhirnya
mengecewakan. Saya bilang pada mereka yang saat itu tengah mengurus berkas
yudisium dan wisuda.
“Ya
beginilah, saya pernah bilang sama kalian. Kalau mimpi saya gagal, mewujudkan
keinginan orang tua dan bisa wisuda bersama kalian, saya enggak akan menyerah.
Saya akan mengganti mimpi tersebut dengan mimpi lainnya. Dan sekarang, inilah
mimpi saya. Ikut SMP. Dan jika ini gagal lagi, seperti mimpi-mimpi sebelumnya,
saya akan menciptakan mimpi yang baru, lagi.”
Mereka
menepuk pundak saya sambil menyemangi “Semoga lulus ya, K”. Saat itu, I, yang
sedang berada bersama mereka ikut menyemangati saya. I, sosok yang pernah
menjadi inspirasi saya, bahwa berkali-kali jatuhpun hidup tetap harus
berlanjut. Saya kagum pada kedewasaan I menghadapi semua jatuh bangun dalam
hidupnya.
Perjuangan
pun dimulai, dari deadline berkas
peserta hingga pengumuman untuk seleksi wawancara. Saya belajar banyak dari A
(A belajar dari temannya lagi) bagaimana
trik trik melewati tahap wawancara tersebut. Hingga kami tiba di suatu pagi
yang gugup (mungkin hanya saya saja, tidak dengan A). Kami mulai berbagi aneka
ragam jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan. Hari itu
tepat tanggal 27 Juli 2017.
“Semoga ini menjadi hari yang lucky ya, K.”
A menyemangati, ia tau bahwa saya sangat gugup. Kemudian kami menuju ke ruang
wawancara. Belum genap langkah kami berjalan, seorang teman menginformasikan
bahwa jadwal wawancara diundur menjadi beberapa hari kedepan. Peserta dibagi
menjadi beberapa grub dengan jadwal hari dan jam wawancara yang bebeda-beda.
Kamipun bergegas ke mading melihat jadwal yang ditentukan. Saya dan A mendapat
grub wawancara paling akhir, di hari dan jam paling akhir pula.
Hari
H pun datang, saya dan A fokus dengan apa yang sedang menjadi mimpi kami.
Proses
wawancara.
Saya
masuk lebih dahulu dari A, sedangkan A masuk paling akhir dari yang terakhir
(ngerti?). Setelahnya, wajah kami sama-sama tersipu melepas sedikit beban
wawancara. Mengingat keunikan pertanyaan yang diajukan. Benar-benar tidak ada
dalam skenario yang telah kami pelajari selama beberapa hari ini. Langkah
selanjutnya, kami hanya berdoa.
Sambil
menunggu pengumuman tiba, saya pun menyibukkan diri dengan aktifitas seperti
belajar mendesain. A mengajari beberapa tools
pada CDR (Corel Draw). Akhir-akhir ini kami lebih sering menghabiskan waktu
dengan melakukan hal-hal meyenangkan, tanpa memikirkan mimpi-mimpi yang
seharusnya sudah kami raih seperti teman-teman lainnya. Terlebih lagi, A memang
memiliki passion pada desain dan
tentu saja, ia sangat berbakat. Ternyata melakukan hal-hal seperti itu cukup
menyenangkan, tidak pernah ada beban.
Hari
pengumuman pun tiba.
Nama
A dan saya tertera di 11 nama mahasiswa SMP, tetapi…
To be continued
No comments:
Post a Comment