Wednesday, November 8, 2017

Mine



“Student Mobility Program”.
Program tersebut akan dilaksanakan awal bulan September, dan saat itu masih awal bulan Agustus. Ada dua negara yang dibuka untuk Student Mobility Program (SMP) tersebut, Jepang dan Thailand. Saya dan A sama-sama memilih negara Jepang. Harapannya, kami bisa lulus bersama.

Kenapa Jepang?
Entahlah, mungkin karena saya terlalu ngebeut ingin melihat pohon sakura. Atau mungkin karena saya ingin bertemu negara 4 musim, atau mungkin juga karena Jepang memiliki tradisi yang unik. Bicara masalah musik dan lagu, atau bahkan movie, saya lebih tertarik dengan negara Jepang. Jepang memiliki Yui, penyanyi favorite saya sejak duduk di boarding school (SMA). Dan bahkan saya menyukai beberapa instrument musik jepang seperti Kitaro atau instrument melow pada ost. 1 litre of tears.

Bicara Jepang, saya juga akan membayangkan “Doraemon”. Kartun favorite, yang penuh imajinasi. Harapannya bisa bertemu dengan Doraemon, kemudian memintanya mengeluarkan beberapa alat dari kantong ajaibnya. Waw, imajinasi sekali bukan. Bagian favoritenya adalah saya paling termehek-mehek dengan “Stand By Me” Movie. 3 kali nonton kartun tersebut, 3 kali saya tetap bersedih. This is me.

Begitulah.

S3 bertanya pada saya,” K, ikut program SMP ya? Kami liat nama K di daftar seleksi mahasiswa”
Saat itu saya tidak menceritakan kepada siapa-siapa tentang apa yang tengah saya perjuangkan. Entahlah, saya khawatir terlalu banyak dukungan tetapi akhirnya mengecewakan. Saya bilang pada mereka yang saat itu tengah mengurus berkas yudisium dan wisuda.
“Ya beginilah, saya pernah bilang sama kalian. Kalau mimpi saya gagal, mewujudkan keinginan orang tua dan bisa wisuda bersama kalian, saya enggak akan menyerah. Saya akan mengganti mimpi tersebut dengan mimpi lainnya. Dan sekarang, inilah mimpi saya. Ikut SMP. Dan jika ini gagal lagi, seperti mimpi-mimpi sebelumnya, saya akan menciptakan mimpi yang baru, lagi.”
Mereka menepuk pundak saya sambil menyemangi “Semoga lulus ya, K”. Saat itu, I, yang sedang berada bersama mereka ikut menyemangati saya. I, sosok yang pernah menjadi inspirasi saya, bahwa berkali-kali jatuhpun hidup tetap harus berlanjut. Saya kagum pada kedewasaan I menghadapi semua jatuh bangun dalam hidupnya.

Perjuangan pun dimulai, dari deadline berkas peserta hingga pengumuman untuk seleksi wawancara. Saya belajar banyak dari A (A belajar dari temannya lagi)  bagaimana trik trik melewati tahap wawancara tersebut. Hingga kami tiba di suatu pagi yang gugup (mungkin hanya saya saja, tidak dengan A). Kami mulai berbagi aneka ragam jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan. Hari itu tepat tanggal 27 Juli 2017.
“Semoga ini menjadi hari yang lucky ya, K.” A menyemangati, ia tau bahwa saya sangat gugup. Kemudian kami menuju ke ruang wawancara. Belum genap langkah kami berjalan, seorang teman menginformasikan bahwa jadwal wawancara diundur menjadi beberapa hari kedepan. Peserta dibagi menjadi beberapa grub dengan jadwal hari dan jam wawancara yang bebeda-beda. Kamipun bergegas ke mading melihat jadwal yang ditentukan. Saya dan A mendapat grub wawancara paling akhir, di hari dan jam paling akhir pula.

Hari H pun datang, saya dan A fokus dengan apa yang sedang menjadi mimpi kami.

Proses wawancara.
Saya masuk lebih dahulu dari A, sedangkan A masuk paling akhir dari yang terakhir (ngerti?). Setelahnya, wajah kami sama-sama tersipu melepas sedikit beban wawancara. Mengingat keunikan pertanyaan yang diajukan. Benar-benar tidak ada dalam skenario yang telah kami pelajari selama beberapa hari ini. Langkah selanjutnya, kami hanya berdoa.

Sambil menunggu pengumuman tiba, saya pun menyibukkan diri dengan aktifitas seperti belajar mendesain. A mengajari beberapa tools pada CDR (Corel Draw). Akhir-akhir ini kami lebih sering menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal meyenangkan, tanpa memikirkan mimpi-mimpi yang seharusnya sudah kami raih seperti teman-teman lainnya. Terlebih lagi, A memang memiliki passion pada desain dan tentu saja, ia sangat berbakat. Ternyata melakukan hal-hal seperti itu cukup menyenangkan, tidak pernah ada beban.
Hari pengumuman pun tiba.
Nama A dan saya tertera di 11 nama mahasiswa SMP, tetapi…


To be continued

No comments:

Post a Comment