Sunday, April 30, 2017

Jalan (Belok) Lurus

“Kalau waktu bisa bicara, kamu mau bilang apa sama waktu?” -Kem

Beberapa hari lalu, seseorang bilang ke saya. Dia butuh motivasi, dia kehilangan banyak waktu, banyak energi, bahkan banyak hal-hal yang dia lewati namun berlalu begitu saja. Saya bilang, kalau kamu butuh motivasi, saya bukan orang yang tepat. Tapi saya bisa membagi beberapa pengalaman yang saya miliki.

Matanya berbinar penuh harap. Saya langsung menggenggam tangannya dan memberi jawaban melalui mata; tenang saja, semuanya akan baik-baik saja.

“Buat saya, belok ke lain arah itu tidak masalah. Tidak perlu lurus-lurus sekali. Apalagi buat orang seperti kita, yang sudah berusaha mati-matian namun tiada arti. Saya sudah melewatinya, dan hasilnya saya hanya menyakiti diri lagi dan lagi. Saya ingat, kata teman saya beberapa waktu lalu. Katanya ‘fokus ke hobi saja’. Saya bingung, hobi saya apa dan apa yang harus difokuskan. Jadi saya memutuskan untuk melakukan hal-hal baik dan menyenangkan. Menurut saya, hal-hal tersebut membuat sesak saya selama ini hilang, membuat mata lelah saya kembali segar, membuat jiwa saya tegar meski disenggol badai sekalipun, bahkan membuat saya berpikir bahwa semua yang saya lakukan tidak pernah sia-sia. Kenapa? Karena saya sadar, semuanya adalah pelajaran dan proses yang harus dilalui.

Kamu percaya? Tanpa saya sadari, hal-hal tersebut justru membuat saya mengerti mengapa saya harus melalu proses ini. Dan benar, tidak pernah ada hal yang sia-sia. Hal-hal menyenangkan yang saya kerjakan akhirnya membuahkan hasil. Saya rasa, kamu pun perlu begitu. Lakukan hal-hal bermanfaat lainnya, hidup hanya sekali dan kamu tidak akan pernah mengulangi masa-masa ini.

Berbeloklah sejenak, temukan duniamu, tetapi jangan lupa kembali lurus. Bertemanlah dengan mereka yang berbelok tapi membuat hal-hal positif dan mereka yang tetap lurus karena kelak kamu akan kembali lurus juga. Saya memiliki keduanya, kamupun harus begitu.”

Ia menyimak dengan cukup baik.

“Orang-orang seperti kita, jika terlalu dipaksakan lurus juga tidak akan berjalan dengan baik. Percayalah, berbelok sesaat tidak masalah asalkan tetap produktif. Percaya pada diri sendiri. Lakukan apa yang menurut kamu bisa membuat dunia sekitarmu tidak hambar. I did it. Kamu bisa lihat kegiatan apa yang saya lakukan sebulan ini. Lari sana sini, jumpa orang ini dan itu, deadline A, kerjakan B, melakukan C. Intinya, asal tetap produktif dan bermanfaat kenapa tidak? Nanti kalau sudah waktunya, pasti lurus kembali. Yang penting jangan sampai terjebak, apalagi terlalu lama, karena kamu harus tetap berjalan lurus. Semangat, D”

Dia merangkul saya, erat. Matanya memancarkan sinar kebahagiaan. Semoga secuil perjalanan yang telah saya lewati bisa membantumu melewati masa-masa ini ya, D.

Daaaaaaaaan
kriiiiik kriiiiik kriiiiik
Sepertinya salah satu teman saya telah membawa saya kembali ke jalan yang lurus. Ia meminta saya untuk fokus pada jalan lurus yang sudah ada dihadapan saya. ”Please, fokus ya. Waktu kita enggak banyak lagi” begitu katanya. Dan ya saya pikir, jalan belok-belok itu sudah cukup. Saya harus kembali fokus pada jalan lurus. Terimakasih, H.

Right, saya harus  kembali lurus, fokus dengan jalan lurus di depan.

Note: Mungkin, kalau nanti diperjalan saya menemukan jalan berbelok yang membuat saya kembali nyaman, saya akan memikirkannya –kembali berbelok atau tetap lurus. Seperti kata saya, ‘orang-orang seperti kita, jika terlalu dipaksakan lurus juga tidak akan berjalan dengan baik’. Mungkin itu cuma berlaku untuk saya. Jadi disarankan, bagi yang tidak mampu berbelok tetap lurus saja -_- &^(^%@#:>&^#<+__*%^(%@

No comments:

Post a Comment