Wednesday, February 15, 2017

Congrats, B

Selamat Malam…
Lama tidak pernah menyentuh blog ini, semoga tidak usang dan berdebu.

Beberapa hari terakhir ini, saya memiliki begitu banyak kegiatan. Mulai dari deadline A, pergi ke tempat B, mendadak jadi C, latihan D, acara E, dan yang terakhir mengunjungi F. Semuanya saya lakukan dari akhir bulan januari, jadi wajar saja blog ini tertinggal lama dan kesepian. *Crying

Tapi inti yang saya gambarkan pada posting-an kali ini adalah bukan tentang A, B, C, D, E maupun F itu. Itu hanyalah latar belakang yang akan menggambarkan metode posting-an kali ini. Yaelah, apaan sih.  Tetapi tentang sebuah hasil yang didapatkan setelah berbulan-bulan.

Daaaan
Taraaa…..

Designs By I


Congratulations Prodi Statistika Universitas Syiah Kuala. Akreditasi yang luar biasa, B.

Bangga?
Jelas.
Tentu saja.

Kenapa?
Mau bilang gini ya? “Cuma B aja pun, kampus gue A dan prodinya juga A”.
Ya saya bisa bilang apa ya, selamat aja deh buat kampus dan prodi kamu yang A itu. Tidak peduli, saya sudah terlalu bangga dengan ini.

Forget It

Jadi, posting-an kali ini saya akan de javu – in kegiatan beberapa bulan lalu.

Agustus 2016, waktu itu saya sedang KKN disalah satu kabupaten yang belum pernah saya kunjungi, Aceh Timur. Banyak kepanjangan KKN yang diciptakan oleh para mahasiswa, mulai dari Kelar Kuliah Nikah, Kuliah Kerja Ngecat, Kuliah Kerja Njalanjalan, dan segudang kata-kata lainnya. Tetapi kepanjangan KKN yang diakui oleh universitas saya adalah Kuliah Kerja Nyata. (Jadi apa arti KKN bagimu?)

Tepat 25 Agustus 2016, Kamis, Prodi Statistika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melakukan akreditasi. Tim Asesor akan berkunjung ke Prodi Statistika, mengecek kebenaran borang-borang yang sudah dibuat untuk menentukan akreditasi bagi prodi tercinta ini. Beberapa hari sebelumnya, Minggu, 21 Agustus salah satu dosen menghubungi saya. Sebut saja Bu F. Saat itu saya sedang melakukan perlombaan agustus di kecamatan tempat KKN. Telfon dari Bu F masuk, saya pergi ke halaman dan berbicara cukup lama dengannya. Ibu meminta saya dan beberapa pengurus himpunan lainnya untuk izin KKN selama beberapa hari, membantu proses akreditasi selama visitasi tim asesor. Ibu menyebut beberapa nama yang akan pulang ke Banda Aceh. Setelah sambungan telfon dimatikan saya terdiam. Sejak tadi sebenarnya ribuan semangat membakar jiwa saya, tetapi satu masalah muncul dalam kepala, membuatnya sedikit bungkam.

‘Apakah saya diizinkan pulang?’

Singkat cerita, dengan tekad yang luar biasa saya pun mendapatkan izin KKN untuk pulang ke Banda Aceh. Saya menghubungi beberapa teman lainnya. Sebut saja mereka adalah A, B, E, F, I, dan R. Karena satu dan lain hal, E tidak dapat pulang sedangkan 5 teman lainnya bisa. Saya meminta I untuk mengurus transportasi pulang pergi. Ia pun mencari tempat rental mobil dan memastikan waktu keberangkatan menuju Banda Aceh.

Selasa 23 Agustus 2016. Sore hari kami ber-6 bersiap-siap pulang selepas magrib. Tepat setelah saya selesai berkemas dan menyiapkan barang, telfon dari A masuk. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja A, F dan I tidak bisa pulang malam ini ke Banda Aceh. Setelah telfon sana-sini ternyata mereka tidak diizinkan pulang oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mendengar kabar itu saya langsung mengabari Bu F. Setelah menceritakan semuanya dan memberikan nomor A pada Bu F, saya terduduk lemas di depan rumah KKN. Kepala saya penat, memikirkan banyak hal. Perihal ‘jadi pulang’ untuk akreditasi atau tidak. Perihal mobil rental yang sudah dipesan oleh I. Perihal nada suara bahagia Bu F tentang kepulangan kami. Perihal rasa yang benar-benar tidak dapat saya jelaskan dengan kata-kata.

Tinggal saya, B, dan R yang tersisa. Saya menghubungi B dan R. Mendengar masalah yang membuat A, F dan I tidak dapat pulang malam ini, B menjadi ragu dan berakhir mundur. Kemudian saya bertemu R di Kota Idi. Kami berbicara di depan salah satu swalayan ditemani teman KKN kelompok saya dan teman kelompok KKN R. Banyak usaha yang tetap kami lakukan di sana. Saya dan R kembali menghubungi A, F dan I. Memastikan apakah mereka benar-benar tidak dapat pulang malam ini. Tidak hanya itu, kami berinisiatif menghubungi teman-teman lainnya yang dapat menggantikan mereka. Namun hasilnya nihil. Kami diam, sibuk dengan isi kepala masing-masing. Hingga sederet pertanyaan dan pernyataan membuat kami memutuskan , bahwa kami akan pulang ke Banda Aceh berdua saja malam ini.

Kriiikkk kriiiikk kriiiikk. . . . . . .

Tuiiing tuiiing tuiiing. . . . . .

Jangan tanya mengapa keputusan itu yang kami putuskan. Entahlah, kami rasa itu yang terbaik dari hasil musyawarah kami berdua. Kemudian saya menghubungi Bu F dan mengatakan bahwa kami berdua siap pulang malam ini dan akan ke kampus besok pagi. Setelah itu kami langsung bergerak ke terminal bus dan memesan 2 kursi untuk malam ini.

Saya dan R pulang ke rumah di kampung KKN masing-masing. Kamu janji akan bertemu di terminal lagi pukul 9 malam.

Setelah isya saya diantar oleh 6 teman kelompok KKN saya ke terminal. Namun sampai di sana ternyata bus yang kami pesan akan sampai pukul 10 lewat. Jadi saya memutuskan duduk di warung kopi favorite anak KKN di Kota Idi bersama mereka. Saya menghubungi orang tua saya, mengatakan bahwa saya akan naik bus pukul 10 lewat nanti. Saya juga cerita bahwa hanya saya dan R yang akan pulang, 5 lainnya tidak jadi. Mendengar hal itu, orang tua sedikit khawatir karena kami hanya berdua. Dan yang paling membuatnya khawatir adalah saya jarang sekali bepergian naik bus tanpa keluarga. Dulu pernah sekali saat SMA, namun itu ditemani guru dan beberapa teman lainnya. Kali ini hanya berdua, daaaaaan, ya begitulah (sedikit rumit menjelaskannya di sini).

pukul 10 lewat saya dan teman kelompok KKN sudah tiba di terminal. Di sana sudah ada R yang baru tiba beberapa menit lalu. Kami duduk di terminal menunggu kedatangan bus. 1 jam sudah terlewati namun bus yang kami tunggu belum juga tiba. Saat jarum jam hampir menunjukkan pukul 11.30, bus pun datang. Sederet nasihat dari teman kelompok KKN mendarat di telinga saya dan R. Kami segera pamit dan naik bus. Kami berdua duduk di barisan tengah bus sebelah kiri. Saya memilih duduk di kursi dekat jendela. Beberapa menit kemudian saya langsung terlelap dan kelewatan, hahahahaha lucu.

Pukul 10.00 WIB, 24 Agustus 2016 saya sudah berada di kampus sesuai ekspektasi. Hari ini bertepatan dengan anniversary Prodi Statistika yang ke-4. Ya, benar sekali. Prodi ini baru berdiri 4 tahun lalu. Saya dan teman-teman seangkatan merupakan leting pertama yang diterima oleh prodi tercinta ini, yaitu leting 2013. Setelah briefing beberapa saat, kami memotong kue yang berukuran cukup besar. Saya dan R sebagai mahasiswa yang sedikit special karena pulang ditengah kegiatan KKN mendapat suapan kue dari dosen. Yaelah special -_-

Setelah istirahat siang sejenak kami semua kembali mengerjakan aktivitas persiapan akreditasi esok hari. Hari sudah semakin gelap. Saya baru menyelesaikan beberapa tugasnya malam hari. Saya memutuskan untuk tidak pulang ke rumah malam ini dan menginap di sekitaran kampus.

25 Agustus 2016. Hari yang ditunggu pun tiba. Beberapa dosen sudah berkumpul di sebuah ruangan. Saya, R dan beberapa mahasiswa lainnya juga sudah duduk rapi dan mempersiapkan mental serta ribuan jawaban terbaik tanpa muluk-muluk. 1 jam berlalu, tim asesor pun masuk ke ruangan mahasiswa dan mulai bertanya beberapa hal terkait penilaian akreditasi prodi.

Tik . . . Tik . . . Tik . . .
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir dari tim asesor, begitupun jawaban dari kami. Beberapa menit selang pertanyaan, Bapak (saya lupa namanya) dari tim asesor menghampiri saya dan bertanya beberapa pertanyaan terkait Kuliah Kerja Praktik (KKP) di BPS Provinsi Aceh.
Blablablablablablabla. . . . . .
Puluhan pertanyaan berhasil kami jawab sebaik mungkin. Dan Alhamdulillah tugas saya dan R membantu proses akreditasi di tengah kegiatan KKN terlaksana sudah selesai.

Sesuai target awal dari izin KKN, saya dan R akan pulang malam ini (kamis malam). Namun tiba-tiba saya rindu rumah dan ingin pulang. Saya musyawarah dengan R, memintanya izin pulang besok malam (jumat malam). Hanya satu malam saja, saya benar-benar rindu rumah. Saya dan R minta izin pada dosen dan teman-teman KKN untuk menambah 1 hari lagi. Yes. Terkabulkan. Sore hari saya pulang ke rumah dan tertidur lelap di kasur favorite. Melampiaskan sisa lelah yang menggebu selama 2 hari ini. 

Sip, jumat malam pun tiba. Saya dan R memesan tiket bus pukul 11 malam, agar tepat sampai di Aceh Timur pukul 6 atau 7. Bus tiba, R sudah terlebih dahulu naik bus di terminal. Tempat duduk kami nyaris sama seperti bus yang membawa kami pulang dari Aceh Timur – Banda Aceh. Seperti keberangkatan dari AT – BA, kali ini dari BA – AT pun saya duduk di sebelah jendela bus.

Pukul 5 kurang, R membangunkan saya. Katanya kami hampir tiba di Aceh Timur. Saya melihat jam di handphone yang saya letakkan di saku jaket. Tidak sesuai ekspektasi. Bagaimana bisa hampir tiba di lokasi? Seharusnya kami tiba antara pukul 6 – 7 pagi. Saya kembali mengecek angka yang tertera di handphone, benar masih pukul 5 kurang. Saya kembali memastikan R apa benar kami hampir tiba? R mengangguk dibalik matanya yang masih mengantuk.

Benar, beberapa menit kemudian bus berhenti di terminal Kota Idi dan sayapun turun. Di sana sudah menunggu 3 teman KKN kelompok saya yang sejak tadi sudah saya ganggu tidurnya. Maafkna saya, ini kesalahan prediksi waktu dan bus. Maaf ya.

Bagaimana? Ini sepenggal cerita perjuangan saya dan beberapa teman lainnya demi mendapatkan akreditasi Prodi Statistika.Tentunya, dibalik itu semua terdapat orang-orang hebat yang begitu luar biasa menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi mewujudkan cita-cita ini. Alhamdulillah.

Beberapa hari lalu saya dan I ke kampus. Di Prodi kami bertemu Bu F. Suatu fakta menarik membuat saya semakin bangga. Bu F berkata bahwa, akreditasi B ini sangat luar biasa. Kita benar-benar mematahkan mitos bahwa prodi baru hanya bisa mendapatkan akreditasi C dahulu. Tetapi kami berhasil mendapatkan nilai B. Bu F juga bercerita, untuk mendapatkan nilai A sangat tidak mungkin, karena Prodi Statistika sendiri belum memiliki alumni. Maka nilai-nilai prestasi untuk alumni tentu saja akan 0 pada penilaian tim asesor. Berbeda dengan salah satu prodi yang juga tergolong baru di Fakultas MIPA. Sebut saja Prodi I. Prodi tersebut sudah memiliki 1 alumni yang cukup hebat dengan nilai prestasi yang baik. Maka wajar bisa mendapat nilai B. Nah, Prodi Statistika sendiri saat akreditasi belum 1 pun mahasiswa yang telah naik proposal skripsi. Jadi, nilai B ini benar-benar suatu kebanggaan yang luar biasa.

Kesimpulannya, setiap usaha kecil, pengorbanan, keikhlasan, dan proses yang kita lalui akan menuai sebuah hasil. Bisa jadi hasil itu tidak sesuai ekspektasi. Mungkin karena Tuhan ingin melihat usaha yang lebih dari kita. Dan boleh jadi hasil itu sesuai ekspektasi, namun jangan pernah lupa bersyukur.


And, congrats Prodi Statistika Universitas Syiah Kuala. 

No comments:

Post a Comment