Wednesday, August 10, 2016

Now

Selamat petang yang berujung senja. Apa kabar?

Sepertinya semuanya sudah kembali normal, rasamu. Mungkin ada serpihan keriwil yang menggangu pikiranmu, tapi itu tidaklah penting. Batu besar saja dengan mudah bisa kau hapus dari ingatanmu, apalagi keriwil sekecil pasir yang kadang terlihat kadang terlupakan?!

Hei
Selamat ya.
Pada akhirnya aku hanya bisa (mencoba) ikhlas. Sekalipun kau sapu semua kenangan itu dengan api yang membara, aku hanya harus tetap ikhlas.
Sepertinya kebahagiaan terus mengunjungimu setiap matahari terbit, dan hingga malam datangpun kebahagiaan itu tidak pernah beranjak dari pangkuanmu.

Aku?
Jangan. Jangan dipikirkan. Aku (sedang) baik-baik saja. Seperti kataku, aku sedang menata hati, cobalah mengerti sedikit saja.

Aku?
Tidak perlu menaruh khawatir seperti dahulu. Khawatirmu bukan lagi untukku, aku tahu itu. Dan akupun tak perlu repot-repot mengkhawatirkan keadaanmu kan, benar begitu?!

Tidak apa-apa.
Aku sedang baik-baik saja. Aku akan kembali.

Maaf, sudah selama ini menyimpan kabar rindu yang harus berpulang tanpa balasan. Terimakasih.



PS: Pada suatu senja, akhirnya aku kembali, menangis (untukmu)

No comments:

Post a Comment