Selamat
petang yang berujung senja. Apa kabar?
Sepertinya semuanya sudah kembali
normal, rasamu. Mungkin ada serpihan keriwil yang menggangu pikiranmu, tapi itu
tidaklah penting. Batu besar saja dengan mudah bisa kau hapus dari ingatanmu,
apalagi keriwil sekecil pasir yang kadang terlihat kadang terlupakan?!
Hei
Selamat ya.
Pada akhirnya aku
hanya bisa (mencoba) ikhlas. Sekalipun kau sapu semua kenangan itu dengan api
yang membara, aku hanya harus tetap ikhlas.
Sepertinya
kebahagiaan terus mengunjungimu setiap matahari terbit, dan hingga malam
datangpun kebahagiaan itu tidak pernah beranjak dari pangkuanmu.
Aku?
Jangan. Jangan
dipikirkan. Aku (sedang) baik-baik saja. Seperti kataku, aku sedang menata
hati, cobalah mengerti sedikit saja.
Aku?
Tidak perlu menaruh
khawatir seperti dahulu. Khawatirmu bukan lagi untukku, aku tahu itu. Dan
akupun tak perlu repot-repot mengkhawatirkan keadaanmu kan, benar begitu?!
Tidak apa-apa.
Aku sedang
baik-baik saja. Aku akan kembali.
Maaf, sudah selama
ini menyimpan kabar rindu yang harus berpulang tanpa balasan. Terimakasih.
PS: Pada suatu senja, akhirnya aku kembali, menangis (untukmu)
No comments:
Post a Comment