Selamat malam
Pada pujangga yang sajaknya mulai layu
Walau angin berjaga petang, remuk ragapun kau lepas juga.
Selamat menabur harap pada angan yang mulai terbang
Sembarang titik melampaui samudra yang kau harap tenang seperti pelupuk
mata
Bias sedotan dalam beningnya air pun kau lupa juga tanpa sebab
Ada banyak goresan
Kenangan
Rintik tawa yang beranjak pudar
Lantas
Lari juga musim yang kau tunggu seakan pulang pada rumah impian
Inikah yang kau sebut “Tawa dalam derita”?
Katamu
Berjalan dan berlari terlalu mudah
Namun kesendirian melewatinya adalah pahit yang tak terkenang
Cerita apa lagi yang mampu kau tulis
Agar angin tak lagi lari pada nyata yang kau sebut harap
Sudahlah
Berjalan sendiripun bisa membuatmu tetap utuh.
No comments:
Post a Comment