Hai
sahabat, sudah lama kita tidak bersua kembali. Rasanya saya benar benar ingin
mengusir jarak yang membentangi benteng pertemuan kita. Entah bagaimana, ada
rasa penyesalan yang menyelimuti setiap bingkai carita saya hari ini. Saya kecewa
untuk saat ini dengan diri saya sendiri pun dengan jarak. Saya tidak bisa
merangkul sahabat terbaik saya dihari terbaiknya untuk tahun ini, tidak bisa
memeluk erat tubuhnya, tidak bisa bercengkerama dengan ria seperti dahulu lagi,
dan tidak bisa melihat tawanya sesempurna embun pagi yang membangunkan kukukan
ayam -ayam jantang.
Ah
andai saja saya diberi waktu untuk bisa menatap wajahnya yang semberautan tepat
pukul 00.00 dengan segala celemek bedak-bedak dan ramuan-ramuan yang berhasil
saya leburkan ke wajahnya pun rambutnya –seperti dahulu– pasti akan sangat
menyenangkan. Sahabat, jujur saya sungguh rindu mengulang kisah perjalanan tepat
pukul 00.00 seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika jarak belum menjadi benteng
diantara segala tawa kita. Sahabat, jujur hari terbaik mu saat ini adalah salah
satu hari yang sama sekali tidak baik untuk saya lewati dengan hanya menatap
layar bergambarkan tawamu, tawa kita. Ini sama sekali bukan sesuatu yang indah
untuk saya ceritakan pada 11 mei 2014 ini, tetapi yang pasti bagaimanapun
perjalanan saya hari ini, perjalananmu hari ini, berkilaulah sabahabat untuk
hari terbaikmu, tersenyumlah, kembangkan sayap manismu yang hendak meluncur
diangkasa menggapai bintang impianmu. Jadilah seperti sosok matahari yang terus
bersinar walau badai dan awan gelap menutupi setiap sinarnya. Percayalah takdir
baik yang akan mengahampirimu hari ini dan hari-hari berikutnya.
Hai sahabat,
saya tahu. Tanpa kehadiran saya dihadapanmu untuk hari ini, tanpa tawa heboh
saya untukmu hari ini, tanpa rangkulan kasih sayang saya untukmu hari ini, tanpa
sebuah cake ulang tahun pun sebuah
kado dari saya untukmu hari ini, kau pasti akan tetap merasa bahagia. Kau tentu
masih bisa tetap tersenyum ria menikmati sebongkah sureprice dari teman-temanmu lainnya, masih bisa tetap menatap
langit biru yang indah dalam kelembutannya –seperti waktu dahulu– meski tanpa
ditemani oleh sosok yang sedang bersedih mengharapkan dapat melihat secuil
senyumanmu saat ini.
Hai sahabat,
setiap jarak dan waktu pasti punya cerita. Maukah kita mengulang semua kenangan
itu kembali, menceritakan tentang jarak dan waktu yang menjadi benteng
pertemuan kita saat ini, berlagu mesra dan kegalauan seperti dahulu. Dahulu,
ketika ingin menyapamu hanya butuh waktu kurang dari semenit, ketika ingin melihat tawamu
hanya butuh beberapa langkah menuju tempatmu, ketika ingin berbagi cerita
denganmu cukup menatapmu dalam sudut mata berbinarkan suka maupun duka. Sesederhana
itukah?
Namun
sekarang? Could you return it?
Ini hanya
sebuah cerita, cerita tentang kesedihan, tentang kebahagian, tentang kebingungan
harus bersikap bahagia atau sedih? Satu yang pasti. Takdir. Apa-apa yang terjadi dalam hidup ini kembali kepada takdir,
takdir seperti apa yang telah Tuhan ciptakan.
Sepenggal
cerita masa lalu, sekotak kenangan, sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. Mau dibeli
semahal apapun, tidak ada yang sanggup menggantikannya, menggantikanmu untuk menjadi seorang sahabat buat saya. Ibaratnya
seperti jarum jam, tidak ada yang bisa menggantikan posisi jarum detik, menit
dan jam. Bagaimanapun layak dan bagusnya jarum yang baru, tidak ada yang bisa
menggantikan ketiga posisi jarum tersebut.
Mungkin,
Tuhan telah berkehendak seperti yang Ia mau. Tetapi kita, kita masih tetap bisa
memohon, meminta jalan yang baik kepada-Nya. Seperti pertemuan kita suatu saat
nanti, entahlah kapan itu. Yang pasti, itu adalah waktu yang terus saya
nantikan. Saya sudah teramat rindu melihat senyum hangatmu sedekat dahulu,
ketika jarak belum menjadi suatu penghalang. Saya benar benar rindu bisa
berbagi tawa dan kesedihan seperti dahulu, seperti kita yang benar-benar belum
terbentengi oleh apapun.
Selamat
ulang tahun sahabat. Meski terlalu banyak ucapan selamat untukmu, anggaplah ini
bukan hanya sebuah ucapan biasa. Karena ini lebih dari sebuah perasaan rindu,
perasaan ingin berjumpa selayaknya kekasih hati. Semoga dengan bertambahnya
umurmu setiap hal yang akan kau lakukan adalah pilihan terbaik yang sudah dipersiapkan. Semoga kedewasaanmu membuat kamu
lebih mantap dalam melakukan apapun. Terima kasih telah menjadi sahabat saya
untuk selama ini. Semoga saya tidak pernah mengecewakanmu.
Good luck for your future my bestfriend.
I need you yesterday, now, and forever.
Oya saya
ingat sesuatu, tadi pagi kamu minta kado dan cake kan? Saya tunggu kamu pulang ya. Jangan lama sekali, saya
sudah merindukanmu.
No comments:
Post a Comment