Sunday, May 11, 2014

Happy Birthday My Ela


Hai sahabat, sudah lama kita tidak bersua kembali. Rasanya saya benar benar ingin mengusir jarak yang membentangi benteng pertemuan kita. Entah bagaimana, ada rasa penyesalan yang menyelimuti setiap bingkai carita saya hari ini. Saya kecewa untuk saat ini dengan diri saya sendiri pun dengan jarak. Saya tidak bisa merangkul sahabat terbaik saya dihari terbaiknya untuk tahun ini, tidak bisa memeluk erat tubuhnya, tidak bisa bercengkerama dengan ria seperti dahulu lagi, dan tidak bisa melihat tawanya sesempurna embun pagi yang membangunkan kukukan ayam -ayam jantang.

Ah andai saja saya diberi waktu untuk bisa menatap wajahnya yang semberautan tepat pukul 00.00 dengan segala celemek bedak-bedak dan ramuan-ramuan yang berhasil saya leburkan ke wajahnya pun rambutnya –seperti dahulu– pasti akan sangat menyenangkan. Sahabat, jujur saya sungguh rindu mengulang kisah perjalanan tepat pukul 00.00 seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika jarak belum menjadi benteng diantara segala tawa kita. Sahabat, jujur hari terbaik mu saat ini adalah salah satu hari yang sama sekali tidak baik untuk saya lewati dengan hanya menatap layar bergambarkan tawamu, tawa kita. Ini sama sekali bukan sesuatu yang indah untuk saya ceritakan pada 11 mei 2014 ini, tetapi yang pasti bagaimanapun perjalanan saya hari ini, perjalananmu hari ini, berkilaulah sabahabat untuk hari terbaikmu, tersenyumlah, kembangkan sayap manismu yang hendak meluncur diangkasa menggapai bintang impianmu. Jadilah seperti sosok matahari yang terus bersinar walau badai dan awan gelap menutupi setiap sinarnya. Percayalah takdir baik yang akan mengahampirimu hari ini dan hari-hari berikutnya.

Hai sahabat, saya tahu. Tanpa kehadiran saya dihadapanmu untuk hari ini, tanpa tawa heboh saya untukmu hari ini, tanpa rangkulan kasih sayang saya untukmu hari ini, tanpa sebuah cake ulang tahun pun sebuah kado dari saya untukmu hari ini, kau pasti akan tetap merasa bahagia. Kau tentu masih bisa tetap tersenyum ria menikmati sebongkah sureprice dari teman-temanmu lainnya, masih bisa tetap menatap langit biru yang indah dalam kelembutannya –seperti waktu dahulu– meski tanpa ditemani oleh sosok yang sedang bersedih mengharapkan dapat melihat secuil senyumanmu saat ini.

Hai sahabat, setiap jarak dan waktu pasti punya cerita. Maukah kita mengulang semua kenangan itu kembali, menceritakan tentang jarak dan waktu yang menjadi benteng pertemuan kita saat ini, berlagu mesra dan kegalauan seperti dahulu. Dahulu, ketika ingin menyapamu hanya butuh waktu kurang dari semenit, ketika ingin melihat tawamu hanya butuh beberapa langkah menuju tempatmu, ketika ingin berbagi cerita denganmu cukup menatapmu dalam sudut mata berbinarkan suka maupun duka. Sesederhana itukah?

Namun sekarang? Could you return it?

Ini hanya sebuah cerita, cerita tentang kesedihan, tentang kebahagian, tentang kebingungan harus bersikap bahagia atau sedih? Satu yang pasti. Takdir. Apa-apa yang terjadi dalam hidup ini kembali kepada takdir, takdir seperti apa yang telah Tuhan ciptakan.

Sepenggal cerita masa lalu, sekotak kenangan, sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. Mau dibeli semahal apapun, tidak ada yang sanggup menggantikannya, menggantikanmu  untuk menjadi seorang sahabat buat saya. Ibaratnya seperti jarum jam, tidak ada yang bisa menggantikan posisi jarum detik, menit dan jam. Bagaimanapun layak dan bagusnya jarum yang baru, tidak ada yang bisa menggantikan ketiga posisi jarum tersebut.

Mungkin, Tuhan telah berkehendak seperti yang Ia mau. Tetapi kita, kita masih tetap bisa memohon, meminta jalan yang baik kepada-Nya. Seperti pertemuan kita suatu saat nanti, entahlah kapan itu. Yang pasti, itu adalah waktu yang terus saya nantikan. Saya sudah teramat rindu melihat senyum hangatmu sedekat dahulu, ketika jarak belum menjadi suatu penghalang. Saya benar benar rindu bisa berbagi tawa dan kesedihan seperti dahulu, seperti kita yang benar-benar belum terbentengi oleh apapun.

Selamat ulang tahun sahabat. Meski terlalu banyak ucapan selamat untukmu, anggaplah ini bukan hanya sebuah ucapan biasa. Karena ini lebih dari sebuah perasaan rindu, perasaan ingin berjumpa selayaknya kekasih hati. Semoga dengan bertambahnya umurmu setiap hal yang akan kau lakukan adalah pilihan terbaik yang sudah  dipersiapkan. Semoga kedewasaanmu membuat kamu lebih mantap dalam melakukan apapun. Terima kasih telah menjadi sahabat saya untuk selama ini. Semoga saya tidak pernah mengecewakanmu.

Good luck for your future my bestfriend. I need you yesterday, now, and forever.


Oya saya ingat sesuatu, tadi pagi kamu minta kado dan cake kan? Saya tunggu kamu pulang ya. Jangan lama sekali, saya sudah merindukanmu.

No comments:

Post a Comment